Luigi’s Mansion 3: Petualangan Horor Komedi Nintendo Switch
Jakarta, nintendotimes.com – Kalau bicara tentang dunia game Nintendo, nama Mario hampir selalu muncul lebih dulu. Namun siapa sangka, sang adik yang cenderung penakut dan kikuk, Luigi, justru berhasil mencuri perhatian lewat seri Luigi’s Mansion.
Game Luigi’s Mansion 3, yang rilis tahun 2019 untuk Nintendo Switch, adalah seri ketiga setelah versi GameCube (2001) dan Nintendo 3DS (2013). Kali ini, Luigi bukan hanya sekadar pelengkap. Ia jadi bintang utama dengan karakterisasi unik: penakut, sering panik, tapi diam-diam punya keberanian besar.
Kisah game ini dimulai dengan undangan liburan mewah ke sebuah hotel megah bernama The Last Resort. Luigi, Mario, Peach, dan beberapa Toad tampak senang di awal cerita. Namun, seperti bisa ditebak, suasana liburan berubah menjadi mimpi buruk ketika hotel itu ternyata penuh dengan hantu. Mario, Peach, dan Toad diculik, lalu Luigi terpaksa berjuang sendirian (bersama anjing hantunya, Polterpup) untuk menyelamatkan mereka.
Anekdot menarik datang dari seorang gamer Indonesia yang mengaku awalnya membeli game ini hanya untuk anaknya. “Ternyata saya yang lebih ketagihan,” katanya sambil tertawa. “Soalnya lucu banget lihat Luigi teriak-teriak setiap ketemu hantu, tapi tetap nekat nyedot pakai vacuum cleaner.”
Gameplay: Horor Ringan yang Bikin Ketagihan

Luigi’s Mansion 3 bukan game horor menegangkan seperti Resident Evil. Ia lebih tepat disebut horor komedi. Ada suasana seram dengan cahaya remang, pintu berderit, dan suara aneh. Tapi semua itu dikemas dengan gaya kartun penuh humor.
Pusat gameplay-nya ada pada Poltergust G-00, alat berbentuk vacuum cleaner canggih buatan Profesor E. Gadd. Dengan alat ini, Luigi bisa:
-
Menyedot hantu setelah melemahkan mereka dengan senter.
-
Mengisap benda-benda di sekitar ruangan untuk menemukan rahasia.
-
Menembakkan plunger untuk menarik objek besar.
-
Menyemprotkan udara untuk melompat kecil.
Uniknya, Luigi juga ditemani “kembaran” berlendir bernama Gooigi, karakter hijau transparan yang bisa menembus jeruji, berjalan di area berbahaya, atau membantu memecahkan puzzle yang butuh dua orang. Fitur ini memungkinkan mode co-op lokal: pemain kedua bisa mengendalikan Gooigi, membuat game ini sangat seru dimainkan bersama keluarga atau teman.
Rasanya seperti gabungan puzzle, eksplorasi, dan sedikit aksi. Setiap lantai hotel punya tema unik: ada kastil medieval, studio film hantu, hingga kasino berhantu. Setiap lantai menghadirkan mekanik baru, sehingga pemain tidak merasa bosan.
Seorang reviewer di media gaming Indonesia menulis: “Luigi’s Mansion 3 itu ibarat taman bermain hantu. Tidak menakutkan, tapi selalu bikin penasaran apa kejutan di lantai berikutnya.”
Visual, Audio, dan Detail yang Menghidupkan Dunia
Salah satu kekuatan Luigi’s Mansion 3 adalah detail visual dan atmosfer. Nintendo benar-benar menaruh perhatian besar pada animasi Luigi: bagaimana dia gemetar, berteriak kecil, atau tersenyum lega setelah berhasil menangkap hantu. Bahkan, ekspresi wajah Luigi sering jadi hiburan tersendiri.
Hotel tempat cerita berlangsung terasa hidup. Lampu berkelip, tirai bergoyang, dan setiap benda bisa berinteraksi dengan Poltergust. Tidak jarang, pemain menemukan uang tersembunyi di balik sofa atau hantu kecil bersembunyi di dalam lemari.
Dari segi audio, musiknya memadukan nuansa seram dan jenaka. Ada momen ketika suara violin dramatis tiba-tiba dipotong oleh teriakan konyol Luigi, membuat pemain tersenyum. Efek suara seperti pintu berderit, desahan hantu, atau suara “plop” Gooigi juga memperkuat pengalaman bermain.
Banyak gamer menyebut bahwa atmosfer game ini membuat mereka betah berlama-lama. “Saya sering lupa menyelamatkan Mario karena sibuk nyari uang di balik tirai,” tulis salah satu pemain di forum gaming lokal.
Pertarungan Bos: Kreatif dan Penuh Variasi
Setiap lantai hotel biasanya ditutup dengan pertarungan melawan bos hantu. Di sinilah Luigi’s Mansion 3 menunjukkan kreativitasnya.
Beberapa contoh bos yang memorable:
-
King MacFrights, hantu ksatria yang menantang Luigi dalam arena duel.
-
Morty, sutradara hantu yang unik karena justru membantu Luigi membuat film mini.
-
DJ Phantasmagloria, hantu DJ di klub malam dengan pertarungan penuh cahaya dan musik.
Setiap bos punya pola serangan dan puzzle sendiri. Pemain harus mengamati, bereksperimen, lalu menemukan cara unik untuk mengalahkannya. Pertarungan ini bukan soal kekuatan, tapi soal kecerdikan.
Kreativitas ini membuat Luigi’s Mansion 3 berbeda dari game aksi biasa. Alih-alih adu refleks cepat, pemain lebih ditantang untuk berpikir out of the box.
Co-op dan Multiplayer: Seru Bareng Keluarga
Nintendo selalu terkenal dengan game yang ramah keluarga. Luigi’s Mansion 3 tidak terkecuali. Selain mode co-op menggunakan Gooigi, ada juga ScareScraper, mode multiplayer online dan offline.
Di mode ini, hingga delapan pemain bisa bekerja sama membersihkan lantai hotel dari hantu dalam batas waktu tertentu. Mode ini sering jadi ajang tawa bersama karena kekonyolan aksi Luigi dan Gooigi berlipat ganda saat dimainkan rame-rame.
Tidak heran banyak keluarga menjadikan game ini pilihan utama saat kumpul di rumah. Seorang ibu rumah tangga bahkan menulis di media lokal bahwa Luigi’s Mansion 3 adalah game pertama yang membuat anaknya berhenti main gadget sendirian dan mau bermain bersama keluarganya.
Penerimaan dan Prestasi
Sejak rilis, Luigi’s Mansion 3 mendapat pujian luas dari kritikus dan pemain. Game ini memenangkan penghargaan “Best Family Game” di The Game Awards 2019 dan masuk nominasi di berbagai kategori lain.
Penjualannya pun sukses besar. Hingga 2023, Luigi’s Mansion 3 tercatat terjual lebih dari 12 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya salah satu game terlaris di Nintendo Switch.
Media Indonesia juga banyak mengulas game ini sebagai contoh sukses bagaimana karakter “pendukung” bisa tumbuh jadi protagonis yang dicintai. Luigi tidak lagi sekadar bayangan Mario, tapi bintang dengan pesonanya sendiri.
Kesimpulan: Horor Ringan dengan Sentuhan Hangat
Luigi’s Mansion 3 membuktikan bahwa game horor tidak selalu harus menegangkan. Dengan visual penuh detail, gameplay cerdas, dan humor khas Nintendo, game ini menawarkan pengalaman yang segar bagi pemain segala usia.
Ia adalah game yang bisa dinikmati anak-anak tanpa membuat mereka ketakutan, sekaligus bisa membuat orang dewasa terhibur dengan humor slapstick dan puzzle kreatifnya.
Seperti kata salah satu gamer di Surabaya: “Luigi’s Mansion 3 itu kayak makan rujak cingur. Ada pedas, ada asem, ada manis, tapi campurannya pas. Seram tapi lucu, tegang tapi hangat.”
Bagi pemilik Nintendo Switch, game ini bisa dibilang wajib punya. Bukan hanya karena kualitasnya, tapi juga karena ia membuktikan bahwa Luigi layak mendapat sorotan yang sama besar dengan Mario.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: The Legend of Zelda: Warisan Abadi Dunia Game Nittendo
