Astral Chain: Ketika Cyberpunk, Polisi, dan Dimensi Paralel

Astral Chain

Jakarta, nintendotimes.com – Bicara soal game eksklusif Nintendo Switch yang underrated tapi wajib banget dicoba, nama Astral Chain nggak boleh terlewat. Dirilis pada tahun 2019 oleh developer kenamaan PlatinumGames (yup, yang bikin Bayonetta dan NieR: Automata), Astral Chain langsung menarik perhatian pecinta action-RPG. Tapi apa sih sebenarnya yang bikin game ini beda?

Mari kita selami dunia cyberpunk yang penuh misteri, teknologi mutakhir, dan pertarungan antar dimensi—dengan gaya naratif layaknya jurnalis yang baru saja keluar dari akademi Neuron.

Cerita yang Punya “Nyawa”: Dunia dalam Bahaya, dan Kamu Adalah Harapan Terakhir

Astral Chain

Game ini berlatar di tahun 2078, di sebuah kota futuristik bernama The Ark—satu-satunya tempat aman yang tersisa setelah dunia dilanda serangan makhluk dari dimensi lain bernama Chimeras. Makhluk ini nggak hanya bikin rusak, tapi juga menculik manusia ke dimensi yang disebut Astral Chain Plane. Serem? Jelas.

Kita berperan sebagai seorang anggota pasukan elite bernama Neuron, yang dibekali senjata bernama Legion—makhluk mirip summon yang dikendalikan secara sinkron oleh sang protagonis. Uniknya, kita bisa memilih karakter cowok atau cewek, dan karakter yang tidak kita pilih akan menjadi saudara kembar dalam cerita.

Narasi game ini penuh drama dan dilema. Ada elemen keluarga, kemanusiaan, dan eksistensi makhluk hidup yang dibalut dalam suasana noir dan cyberpunk. Ceritanya dibangun pelan tapi pasti, dan punya klimaks emosional yang cukup dalam untuk ukuran game action.

Sistem Pertarungan Ganda: Kamu dan Legion, Dua Jiwa Satu Aksi

Oke, ini bagian yang jadi kekuatan utama Astral Chain—dual combat system.

Kamu bukan hanya mengontrol karakter utama, tapi juga bisa mengontrol Legion secara bersamaan. Jadi sambil bergerak, menyerang, dan menghindar, kamu juga bisa mengarahkan Legion untuk menyerang dari sisi lain, menjerat musuh, atau bahkan menyerap skill mereka.

Ada lima tipe Legion:

  • Sword Legion: serba guna dan seimbang.

  • Arrow Legion: cocok buat jarak jauh.

  • Arm Legion: untuk musuh besar atau shield.

  • Beast Legion: cepat dan bisa dinaiki.

  • Axe Legion: lambat tapi punya serangan berat.

Bayangin koordinasi antara kamu dan Legion mirip seperti main alat musik sambil joget. Kompleks, tapi kalau udah klik… puasnya luar biasa. Bahkan kamu bisa pakai chain (rantai) untuk menangkap musuh, nge-stun, atau counter attack. Keren banget.

Visual dan Musik: Atmosfer Dunia Futuristik yang Totalitas

Kalau kamu suka dunia ala anime cyberpunk—think Ghost in the Shell meets Evangelion—kamu bakal jatuh cinta sama art style Astral Chain. Game ini pakai teknik cel-shading yang membuat setiap karakter terlihat seperti hidup dalam anime. Warna-warna neon menyala di malam hari, hologram di mana-mana, dan gedung-gedung menjulang seperti Blade Runner versi Nintendo.

Musiknya juga patut diacungi jempol. BGM-nya berubah-ubah tergantung momen—kadang tenang, kadang intens, kadang bikin deg-degan kayak nonton film thriller Jepang. Soundtrack-nya digarap oleh Satoshi Igarashi, yang berhasil menyampaikan nuansa melankolis dan futuristik dengan sangat tepat.

Sisi Detektif dan Eksplorasi: Bukan Hanya Tentang Aksi

Beda dari kebanyakan game action lain, Astral Chain menyisipkan segmen penyelidikan yang bikin kamu merasa seperti… polisi beneran. Di sela pertarungan, kamu akan mengumpulkan petunjuk, menanyai NPC, menyusun kronologi kejadian, bahkan menyelamatkan kucing hilang.

Bagian ini memberi jeda yang menyegarkan dari pertarungan nonstop, dan bikin dunia game terasa hidup. Kamu bisa bantu warga, buka side quest, dan menjelajahi Ark dari sisi yang lebih personal.

Fitur lain seperti customization karakter, upgrade Legion, bahkan ganti kostum bikin replayability-nya tinggi. Apalagi ada sistem ranking untuk tiap misi—buat kamu yang perfeksionis, siap-siap grind.

Kekurangan yang Tak Bisa Diabaikan (Tapi Masih Bisa Dimaklumi)

Tak ada game yang sempurna. Astral Chain pun punya beberapa kekurangan:

  • Kontrol bisa bikin frustrasi, terutama saat koordinasi antara dua karakter terasa rumit di awal.

  • Dialog kadang kaku, dan tidak semua karakter sekunder terasa hidup.

  • Beberapa side mission repetitif, terasa seperti filler.

Namun, sebagian besar kekurangan ini tertutup oleh pacing cerita yang oke dan sistem combat yang bikin nagih.

Penutup: Astral Chain, Game yang Layak Dapat Lebih Banyak Spotlight

Astral Chain adalah permata tersembunyi di katalog eksklusif Nintendo Switch. Ia memadukan elemen action-RPG, sci-fi, anime, dan puzzle dengan gaya yang jarang kita temui. Dengan cerita emosional, sistem pertarungan yang inovatif, dan atmosfer dunia yang menawan, game ini layak dimainkan, bukan cuma dilirik.

Buat kamu pencinta game dengan gaya unik, suka tantangan berpikir cepat sambil aksi, dan ingin ngerasain jadi polisi futuristik penyelamat dunia—Astral Chain adalah pilihan yang nggak bakal kamu sesali.

Kalau kamu sudah main, atau ingin tahu panduan lengkap tiap Legion, tulis di kolom komentar (eh… ini bukan YouTube ya, hehe). Tapi serius, saya siap bikin part 2-nya kapan pun kamu mau.

Baca Juga Artikel dari: Mini Racing Adventures: Serunya Balapan Mobil Mini!

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming

Author