Bravely Default II: RPG Bergaya Klasik Nostalgia Nintendo

Bravely Default II

Jakarta, nintendotimes.com – Ada sesuatu yang magis ketika kita membuka layar Nintendo Switch dan melihat logo Bravely Default II menyala di hadapan. Buat kamu yang tumbuh besar dengan Final Fantasy era SNES atau penggemar turn-based JRPG, momen ini mungkin terasa seperti pulang ke rumah.

Dirilis eksklusif untuk Nintendo Switch oleh Square Enix, game ini adalah lanjutan spiritual dari seri sebelumnya, tapi jangan salah, kamu tidak perlu memainkan seri pertamanya untuk menikmatinya. Bravely Default II adalah petualangan baru, dunia baru, karakter baru—dengan esensi klasik yang tetap hidup.

Jujur saja, saat game lain berlomba-lomba tampil sinematik dan penuh aksi real-time, Bravely Default II dengan berani memilih jalan lain: mengandalkan pesona sistem job, strategi pertarungan berbasis giliran, dan alur cerita yang menyentuh hati. Di sinilah kekuatannya justru bersinar.

Cerita Dunia Musa—Petualangan yang Tidak Biasa dalam Balutan RPG Klasik

Bravely Default II

Kisah Bravely Default II dimulai di benua Excillant, sebuah dunia yang terpecah menjadi lima kerajaan yang masing-masing memiliki konflik dan keunikan sendiri. Kamu akan bermain sebagai Seth, seorang pelaut muda yang terdampar dan kemudian bertemu dengan Gloria (putri kerajaan Musa), Elvis (seorang ilmuwan eksentrik), dan Adelle (tentara bayaran yang sarkastik tapi cerdas).

Misi mereka? Mengembalikan empat kristal elemen yang hilang dan memulihkan keseimbangan dunia. Kedengarannya klasik banget? Betul. Tapi eksekusinya jauh dari sekadar klise.

Cerita berkembang melalui dialog, cuplikan bergaya anime, dan pertemuan emosional yang kadang bikin senyum simpul, kadang bikin kita terdiam. Ada isu tentang kekuasaan, kepercayaan, dan pengorbanan—semua dikemas dalam cara yang ringan tapi bermakna.

Salah satu kekuatan naratifnya adalah interaksi antar karakter. Percakapan antar anggota party terasa alami, kadang konyol, kadang filosofis, bikin kamu merasa seperti mereka adalah teman seperjalanan yang nyata.

Job System, Brave & Default—Sistem Lama yang Diperhalus dan Memanjakan Strategi

Oke, mari masuk ke bagian yang paling bikin JRPG-nerd seperti saya terpukau: sistem job dan sistem pertarungan Brave & Default.

● Sistem Job yang Fleksibel dan Kaya Variasi

Bravely Default II memperkenalkan lebih dari 20 job, dari yang klasik seperti White Mage, Monk, dan Thief, hingga job unik seperti Beastmaster atau Pictomancer. Setiap karakter bisa memilih satu main job dan satu sub-job, yang berarti kombo strategi tak terbatas.

Misal, kamu bisa bikin Adelle jadi Monk yang punya skill White Mage. Atau bikin Seth jadi Thief yang punya kemampuan bersih-bersih status dari job Freelancer.

● Brave dan Default: Seni Menahan dan Menyerang

Inilah sistem khas Bravely: kamu bisa menahan giliran (Default) untuk mengisi “BP” dan kemudian mengeluarkan beberapa aksi sekaligus (Brave) di giliran berikutnya. Tapi hati-hati, terlalu agresif bisa bikin karakter rentan.

Sistem ini membuat pertarungan sederhana jadi seperti catur: harus berpikir 2-3 langkah ke depan.

Dan ya, bos-bosnya bukan main. Jangan berharap bisa “asal spam serangan”. Mereka cerdas, keras, dan menuntut kamu paham benar cara kerja skill dan timing Brave/Default.

Visual, Musik, dan Suara—Kombinasi Retro yang Menggoda Jiwa

Banyak orang mungkin berpikir Bravely Default II punya grafis “biasa” dibanding RPG modern. Tapi justru di sinilah pesonanya.

● Art Style Lukisan Hidup

Latar belakang kota, desa, dan dungeon seperti lukisan air yang hidup. Setiap lokasi punya atmosfer unik: kota gurun Savalon yang eksotis, kerajaan sihir Wiswald yang mistis, hingga hutan misterius yang dipenuhi flora aneh.

Karakter dan animasi bertarungnya pun punya sentuhan anime chibi yang lembut, mengingatkan pada RPG era Nintendo DS tapi dengan polesan Switch yang tajam.

● Musik yang Luar Biasa

Soundtrack dikerjakan oleh Revo, musisi dari Sound Horizon. Musiknya? Menggugah, megah, tapi juga personal. Dari musik kota yang damai, hingga boss battle theme yang bikin bulu kuduk merinding—semuanya dieksekusi dengan cinta.

● Voice Acting Dual Bahasa

Kamu bisa pilih antara voice acting Jepang atau Inggris. Keduanya solid. Yang Jepang terasa lebih teatrikal, sedangkan Inggris terdengar natural dan emosional.

Kenapa Bravely Default II Jadi Pilihan Solid Bagi Gamer Modern?

Di tengah serbuan game-game open world dan action RPG yang kadang terlalu ambisius, Bravely Default II justru hadir membawa pengalaman RPG yang intim dan fokus.

Alasan Kenapa Kamu Harus Coba:

  • Gamer Lama: Kalau kamu tumbuh bersama Final Fantasy VI, Chrono Trigger, atau Dragon Quest, Bravely Default II akan memuaskan hasrat nostalgia kamu dengan mekanik modern.

  • Gamer Baru: Ingin belajar tentang job system dan strategi RPG? Ini sekolah terbaiknya. Tidak membingungkan tapi tetap menantang.

  • Completionist: Banyak konten sampingan, job tambahan tersembunyi, hingga NG+ yang membuka pilihan cerita baru.

  • Mobile dan Handheld Friendly: Cocok dimainkan di sela waktu atau saat rebahan. Setiap dungeon bisa diselesaikan dalam waktu 15–30 menit.

Game ini mungkin tidak sempurna. Ada bagian yang terasa grindy, beberapa side quest kurang menarik, dan loading antar area bisa sedikit lambat. Tapi jika kamu mengerti DNA dari JRPG, kamu akan maklum. Karena apa yang ditawarkan game ini adalah jiwa dari RPG itu sendiri.

Penutup: Bravely Default II—Cinta Lama yang Datang Kembali dengan Kemasan Baru

Bravely Default II bukan cuma RPG yang “lumayan.” Ini adalah surat cinta Square Enix untuk fans lama yang ingin merasakan sensasi turn-based klasik, tapi juga bisa memikat pemain baru dengan cerita menarik dan mekanik solid.

Dan percaya deh, begitu kamu masuk ke dunia Excillant dan mulai bereksperimen dengan job dan strategi party kamu sendiri, game ini akan terasa sangat personal. Seolah-olah petualangan itu milikmu, bukan sekadar mainan digital.

Di era game modern yang serba cepat, Bravely Default II mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, berpikir, dan menikmati setiap langkah petualangan. Sama seperti RPG zaman dulu. Tapi dengan sentuhan Nintendo yang hangat dan cerdas.

Baca Juga Artikel dari: Menyelami Dunia Tales of Crestoria: Petualangan, Dosa, dan Pengampunan

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming

Author