Xenoblade Chronicles X: Dunia Raksasa, Cerita dan Petualangan

Xenoblade Chronicles X

Jakarta, nintendotimes.com – Ketika berbicara tentang Xenoblade Chronicles X, sebagian gamer mungkin langsung teringat pada satu kata: masif. Tidak main-main, game ini menawarkan dunia open world seluas lebih dari 400 km persegi—dan itu bukan hanya angka di brosur. Setiap lembah, gunung, gua, dan danau di Planet Mira bisa dieksplorasi, bahkan sebelum pemain memiliki kendaraan alias Skell.

Game ini dirilis eksklusif untuk Nintendo Wii U pada akhir 2015, dan meskipun tak sepopuler saudaranya Xenoblade Chronicles 2 di Switch, banyak pemain veteran yang menganggap X sebagai salah satu RPG paling ambisius yang pernah dibuat.

Cerita dimulai ketika Bumi dihancurkan oleh konflik antar galaksi, dan satu-satunya harapan manusia adalah koloni New Los Angeles yang terdampar di planet asing bernama Mira. Pemain mengambil peran sebagai seorang anggota elit BLADE, organisasi pertahanan dan eksplorasi yang bertugas menjaga keamanan koloni dan mempelajari lingkungan sekitar. Tapi tentu saja, narasinya jauh lebih kompleks dari itu—dan tidak semua jawaban tersedia di awal permainan.

Salah satu hal yang bikin saya terpikat sejak awal adalah suasana misterius planet Mira. Tidak ada peta lengkap sejak awal. Segalanya harus dijelajahi, satu wilayah demi satu. Dan soundtrack dari Hiroyuki Sawano? Bikin merinding. Perpaduan antara musik orkestra epik dan techno modern memberikan kesan bahwa petualangan ini bukan sekadar soal level dan equipment, tapi tentang bertahan hidup di dunia yang sama sekali baru.

Sistem Kelas, Pertarungan, dan Fleksibilitas Gaya Bermain

Xenoblade Chronicles X

Salah satu kelebihan utama dari Xenoblade Chronicles X adalah fleksibilitasnya. Sistem pertarungan game ini berbasis real-time action combat dengan sistem Arts seperti seri Xenoblade sebelumnya, namun kali ini jauh lebih kompleks dan dapat dikustomisasi.

Pemain bisa memilih berbagai kelas—mulai dari samurai jarak dekat hingga sniper serangan jarak jauh. Kelas-kelas ini bukan sekadar nama, tapi mempengaruhi jenis senjata yang bisa digunakan, cooldown skill, dan gaya bertarung tim secara keseluruhan.

Yang bikin seru, setiap pertarungan membutuhkan strategi dan manajemen aggro. Jangan harap bisa asal pukul dan menang. Bahkan monster biasa di Mira bisa memukul balik lebih keras dari yang kamu kira. Dan kalau sudah bicara tentang Tyrants, yaitu boss-boss opsional dengan level tak masuk akal—selamat, kamu akan sering melihat layar Game Over.

Tapi di situlah keasyikannya. Game ini tidak mengasihani pemain yang gegabah, tapi justru memberi ruang untuk tumbuh. Anekdot pribadi: saya pernah coba melawan Tyrant level 60 di level 35 hanya karena penasaran. Hasilnya? Satu serangan, wipe out. Tapi saya kembali dua puluh level kemudian dan menang—dan itu terasa sangat memuaskan.

Selain itu, terdapat sistem Soul Voice yang memungkinkan anggota tim saling menyemangati dan menyembuhkan di tengah pertempuran. Hubungan antar anggota tim juga mempengaruhi performa mereka. Jadi jangan heran kalau kamu mulai peduli dengan karakter yang tadinya hanya NPC biasa.

Eksplorasi Tanpa Batas dan Kekuatan Skell

Eksplorasi adalah jantung dari Xenoblade Chronicles X. Tidak seperti game RPG linear lain, di sini kamu bisa menjelajah ke mana saja, bahkan ke wilayah level tinggi sejak awal—meskipun itu berisiko tinggi.

Setelah beberapa puluh jam, pemain akhirnya mendapat akses ke Skell, yaitu mecha canggih yang bisa digunakan untuk bertarung dan terbang. Ini adalah momen paling memuaskan dalam game: ketika kamu akhirnya bisa melihat Mira dari udara, dengan Skell pertama milikmu. Semua area yang dulunya sulit diakses kini terbuka lebar.

Skell bukan hanya kendaraan, tapi juga alat tempur. Kamu bisa melengkapi Skell dengan berbagai senjata berat, roket, pedang energi, dan meriam plasma. Tapi hati-hati, bahan bakarnya terbatas. Jadi perlu strategi kapan dan bagaimana menggunakannya.

Setiap kali saya terbang di atas Sylvalum saat malam hari, dengan langit berbintang dan musik ambient menghanyutkan, saya merasa seperti bagian dari dunia itu. Ada rasa imersif yang jarang saya rasakan dalam game lain.

Sistem FrontierNav dan Manajemen Sumber Daya

Xenoblade Chronicles X tidak hanya soal bertarung dan menjelajah. Ada sistem manajemen sumber daya yang bernama FrontierNav, semacam sistem jaringan intelijen yang kamu bangun di seluruh planet Mira.

Dengan menanam data probe di lokasi strategis, kamu bisa mengumpulkan mineral, uang, dan informasi. FrontierNav juga mempengaruhi progres misi dan pengembangan teknologi. Semakin luas jaringan yang kamu bangun, semakin besar pengaruhmu di dunia permainan.

Selain itu, ada berbagai jenis probe—beberapa meningkatkan pendapatan uang, yang lain mempercepat riset. Kombinasi penempatan dan jenis probe bisa jadi strategi tersendiri. Bahkan, ada pemain yang menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengoptimalkan susunan probe mereka demi penghasilan maksimal per jam.

Manajemen juga berlaku dalam hal anggota tim. Kamu bisa merekrut anggota lain dari NPC atau pemain online (meski sekarang fitur online-nya sudah terbatas). Setiap karakter punya skill unik, dan kamu harus menyesuaikan dengan kebutuhan misi.

Dan jangan lupakan Crafting. Sistem ini memungkinkan pemain merakit senjata dan armor dengan bahan yang dikumpulkan dari monster atau tambang. Ada banyak sekali variasi dan kombinasi—terlalu banyak, bahkan, hingga terasa seperti mini-game tersendiri.

Cerita Utama, Side Quest, dan Filosofi di Baliknya

Meski sebagian pemain mengkritik cerita utama Xenoblade Chronicles X karena terasa kurang kuat dibanding seri utama Xenoblade, sebenarnya ada lapisan narasi yang menarik jika kamu telaten menggali.

Ceritanya bukan sekadar tentang manusia yang bertahan hidup di planet asing. Tapi juga tentang identitas, eksistensi, dan apa artinya menjadi manusia di tengah dunia yang terus berubah. Ada kejutan besar menjelang akhir game yang bisa mengubah cara pandangmu terhadap keseluruhan perjalanan.

Side quest di game ini juga tak bisa dianggap remeh. Beberapa bahkan punya cerita lebih emosional dari main story-nya. Saya ingat satu misi di mana kamu membantu alien yang kehilangan pasangannya. Akhir ceritanya tragis, dan saya sempat diam beberapa menit hanya karena terpengaruh dialog terakhir mereka.

Game ini bukan hanya tentang menjadi pahlawan. Tapi juga tentang menjadi bagian dari komunitas yang harus beradaptasi, membuat keputusan moral, dan menerima konsekuensi. Ada filosofi kuat soal hubungan manusia dengan lingkungan dan teknologi.

Penutup:

Xenoblade Chronicles X mungkin bukan game yang cocok untuk semua orang. Skalanya luar biasa besar, sistemnya kompleks, dan ceritanya tidak langsung mengikat. Tapi bagi yang sabar dan ingin menyelami dunia RPG yang benar-benar luas, game ini adalah petualangan yang tak terlupakan.

Dari planet Mira yang penuh misteri, sistem pertarungan yang strategis, hingga filosofi mendalam di balik eksplorasi luar angkasa—Xenoblade Chronicles X layak jadi legenda.

Dan entah kenapa, saya masih berharap suatu hari game ini akan mendapat versi remaster di Nintendo Switch. Karena beberapa dunia memang layak untuk dijelajahi kembali.

Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming

Baca Juga Artikel Dari: Gurumin 3D Game Petualangan dengan Karakter Super Lucu!

Author