Splatoon 3: Dunia Pertempuran Warna yang Jadi Fenomena Esport

Jakarta, nintendotimes.com – Biasanya, ketika mendengar kata shooter, pikiran kita langsung tertuju pada senjata api, granat, atau pertempuran realistis ala Call of Duty. Tapi Nintendo, dengan gaya khasnya, membalik konsep itu sepenuhnya lewat Splatoon 3. Game ini tidak menampilkan darah atau tembakan peluru, melainkan pertarungan tinta penuh warna.
Diluncurkan eksklusif untuk Nintendo Switch, Splatoon 3 segera jadi fenomena global, termasuk di Indonesia. Bukan hanya karena gameplay uniknya, tapi juga karena komunitas yang tumbuh cepat, turnamen esport yang makin ramai, serta kreativitas yang memungkinkan pemain mengekspresikan gaya mereka.
Bagi generasi muda, terutama Gen Z dan milenial, Splatoon 3 bukan sekadar game. Ia adalah arena sosial tempat bertemu teman baru, mengekspresikan diri lewat warna, bahkan merasakan atmosfer kompetisi yang seru tapi tetap fun.
Sejarah Singkat Splatoon dan Perkembangan ke Seri Ketiga
Splatoon pertama kali hadir pada 2015 untuk Wii U. Konsepnya sederhana tapi brilian: tembak tinta warna-warni untuk menguasai arena. Alih-alih membunuh lawan, pemain justru harus “mengecat” wilayah sebanyak mungkin.
Splatoon 2 melanjutkan sukses itu di Nintendo Switch pada 2017, membawa jutaan pemain baru. Hingga akhirnya, Splatoon 3 hadir pada 2022 dengan perombakan visual, mekanik baru, serta mode permainan yang lebih kaya.
Menurut laporan media Jepang, Splatoon 3 bahkan mencetak rekor penjualan tercepat untuk game Nintendo Switch di Jepang dalam tiga hari pertama rilisnya. Angka itu menunjukkan betapa besar antusiasme terhadap game ini.
Anekdot menarik: Seorang mahasiswa di Jakarta pernah bercerita bahwa ia membeli Switch hanya untuk memainkan Splatoon 3. Katanya, “Game ini beda banget. Rasanya kayak balik ke masa kecil, main cat warna-warni, tapi levelnya kompetitif.”
Gameplay dan Mekanik Utama Splatoon 3
1. Pertempuran Turf War
Mode klasik 4v4 yang jadi ikon Splatoon. Tim pemenang bukan yang paling banyak membunuh lawan, melainkan yang berhasil melapisi arena dengan tinta terbanyak.
2. Senjata Unik
Splatoon 3 menghadirkan berbagai senjata berbentuk unik, mulai dari Splattershot (mirip senapan air), Splat Roller (roller cat raksasa), hingga Tri-Stringer (busur panah tinta).
3. Mobilitas Super Lincah
Karakter Inkling dan Octoling bisa berenang di dalam tinta berwarna mereka, memungkinkan pergerakan cepat, manuver tak terduga, dan strategi perang yang kreatif.
4. Mode Story: Return of the Mammalians
Kampanye pemain tunggal ini membawa cerita unik tentang kebangkitan makhluk mamalia, dengan misi penuh tantangan dan nuansa futuristik.
5. Mode Salmon Run
Co-op mode melawan gelombang musuh bernama Salmonid. Mode ini sering jadi favorit pemain kasual yang lebih suka kerja sama ketimbang kompetisi ketat.
Banyak pemain menyebut Splatoon 3 sebagai game shooter yang “ramah semua umur” karena meski kompetitif, ia tetap menghadirkan nuansa fun tanpa elemen kekerasan yang berlebihan.
Fitur Baru yang Membuat Splatoon 3 Istimewa
Nintendo tidak sekadar mengulang formula lama. Ada sejumlah pembaruan signifikan:
-
Lobby Baru – Sistem lobby lebih modern, memungkinkan pemain berlatih sambil menunggu pertandingan.
-
Kustomisasi Karakter – Pemain kini bisa lebih bebas memilih gaya rambut, pakaian, hingga aksesori untuk menciptakan karakter unik.
-
TableTurf Battle – Mini-game kartu ala strategi yang jadi hiburan tambahan di luar pertempuran utama.
-
Map Baru – Dari gurun pasir hingga kota futuristik, Splatoon 3 menghadirkan beragam arena yang dinamis.
-
Splatfests Lebih Meriah – Event komunitas di mana pemain memilih tim berdasarkan tema tertentu, lalu bertanding demi kejayaan tim pilihan mereka.
Contoh nyata: Splatfest bertema “Batu vs Gunting vs Kertas” saat peluncuran Splatoon 3 jadi trending global di Twitter karena kreativitas konsepnya.
Splatoon 3 di Indonesia – Komunitas dan Turnamen
Meski awalnya game ini populer di Jepang, Splatoon 3 perlahan punya komunitas besar di Indonesia. Grup Facebook, Discord, hingga TikTok dipenuhi konten Splatoon, dari highlight match hingga tutorial senjata.
-
Komunitas Kampus
Banyak mahasiswa membuat klub kecil untuk bermain Splatoon 3 bareng di kampus. Beberapa bahkan menjadikan game ini sebagai ajang bonding antarangkatan. -
Turnamen Online
Platform lokal sering mengadakan turnamen kecil berhadiah merchandise. Ada juga kompetisi internasional di mana pemain Indonesia ikut ambil bagian. -
Konten Kreator Lokal
YouTuber gaming Indonesia mulai mengulas Splatoon 3, dari review senjata, strategi main Turf War, hingga momen kocak di Salmon Run. -
Potensi Esport
Nintendo sudah menjadikan Splatoon sebagai salah satu cabang esport resmi di Jepang. Banyak pengamat percaya, dengan komunitas yang terus tumbuh, Splatoon 3 punya masa depan cerah di kancah kompetitif Asia Tenggara.
Tips Bermain Splatoon 3 untuk Pemula
Kalau kamu baru terjun ke dunia tinta Splatoon, ada beberapa tips sederhana:
-
Fokus Mengecat, Bukan Membunuh
Ingat, tujuan utama Turf War adalah melapisi arena, bukan menghabisi lawan. -
Kuasi Satu Senjata Dulu
Jangan tergoda mencoba semua senjata sekaligus. Kuasai satu, baru pelajari lainnya. -
Gunakan Mode Squid
Belajar berenang di tinta untuk pergerakan cepat, sembunyi dari lawan, atau melancarkan serangan tiba-tiba. -
Komunikasi dengan Tim
Meski tanpa voice chat resmi, gunakan sinyal in-game atau main bersama teman di Discord untuk strategi lebih efektif. -
Ikuti Event Splatfest
Selain seru, event ini memberi reward eksklusif yang bisa dipakai untuk kustomisasi karakter.
Anekdot: Seorang pemain baru di Bandung pernah bilang, “Awalnya aku cuma asal tembak tinta, tapi kalah terus. Setelah tahu strategi cat area dulu baru lawan, win rate-ku langsung naik.”
Splatoon 3 dan Budaya Pop
Splatoon 3 bukan sekadar game, tapi sudah jadi bagian budaya pop. Karakter Inkling bahkan pernah muncul di game lain seperti Super Smash Bros. Ultimate.
Merchandise Splatoon – mulai dari boneka, kaos, hingga tas – juga laris manis. Di Jepang, bahkan ada kafe bertema Splatoon yang menjual menu makanan dengan warna-warni mirip tinta game.
Di media sosial, meme Splatoon sering viral. Misalnya, adegan ketika pemain kalah karena area tinta lawan hanya lebih banyak 1%—hal yang sering bikin greget tapi tetap lucu.
Penutup: Splatoon 3, Game yang Menggabungkan Fun dan Kompetisi
Splatoon 3 adalah bukti bahwa game shooter bisa tampil berbeda: penuh warna, ramah semua umur, tapi tetap menghadirkan kompetisi intens. Dari Turf War seru, mode co-op Salmon Run, hingga event komunitas Splatfest, semuanya membuat game ini lebih dari sekadar hiburan.
Di Indonesia, Splatoon 3 sudah mulai punya tempat di hati gamer. Bagi sebagian orang, ia adalah cara untuk bersenang-senang. Bagi yang lain, ia adalah pintu menuju dunia esport yang menjanjikan.
Dan pada akhirnya, Splatoon 3 mengajarkan satu hal sederhana: bahkan di dunia penuh persaingan, warna bisa jadi simbol persahabatan, kreativitas, dan semangat bermain bersama.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: No More Heroes III: Aksi Gila Travis Touchdown Dunia Game