Battle for the Grid: Evolusi Game Power Rangers Nostalgia

Jakarta, nintendotimes.com – Bagi generasi yang tumbuh di era 1990-an, nama Power Rangers bukanlah hal asing. Serial aksi dengan kostum warna-warni dan monster raksasa itu menjadi ikon masa kecil. Tapi siapa sangka, tiga dekade kemudian, nostalgia itu dihidupkan kembali melalui game Power Rangers: Battle for the Grid, sebuah judul yang berhasil memadukan kenangan masa kecil dengan kompleksitas game fighting modern.
Dirilis oleh nWay pada tahun 2019, Battle for the Grid awalnya tampak seperti proyek nostalgia. Namun di balik itu, game ini justru tampil sebagai pertarungan 3v3 penuh strategi, yang bisa menyaingi game fighting besar seperti Dragon Ball FighterZ atau Marvel vs Capcom.
Game ini bukan hanya tentang siapa yang menekan tombol tercepat. Ia menuntut taktik, penguasaan karakter, dan pemahaman kombo yang mendalam. Dengan sistem tag-team, pemain harus bisa membaca situasi, kapan harus menyerang, bertahan, atau mengganti ranger agar energi tetap terjaga.
Menariknya, nWay mengembangkan game ini dengan menggandeng Hasbro dan Lionsgate, memastikan semua elemen Power Rangers — dari kostum, zord, hingga jurus khas — dibuat dengan detail otentik. Bahkan musik latarnya membawa nuansa “heroic” khas serial TV-nya, menyalakan semangat lama dengan kemasan baru.
Saat pertama kali rilis, game ini mungkin luput dari radar banyak gamer mainstream. Namun seiring waktu, komunitas kompetitif mulai meliriknya. Bukan karena lisensinya, melainkan karena mekaniknya yang solid dan adiktif. Battle for the Grid menjadi bukti bahwa game berlisensi bisa lebih dari sekadar fan service — ia bisa menjadi permainan kompetitif yang serius.
Gameplay yang Menggabungkan Nostalgia dan Skill
Sekilas, Battle for the Grid tampak sederhana: pemain memilih tiga ranger (atau villain) dan bertarung melawan tim lawan di arena dua dimensi. Namun di balik tampilannya yang minimalis, terdapat sistem gameplay yang dalam dan menantang.
Setiap karakter memiliki move set unik, kombinasi serangan ringan, berat, dan spesial. Pemain bisa melakukan combo chaining antar karakter dengan memanfaatkan sistem assist dan tag switch. Mekanik ini mirip dengan Marvel vs Capcom 3, di mana koordinasi antar karakter menjadi kunci kemenangan.
Contohnya, kamu bisa memulai combo dengan Jason (Red Ranger), lalu memanggil Tommy (Green Ranger) sebagai assist untuk memperpanjang serangan, sebelum menggantinya dengan Lord Drakkon untuk mengakhiri dengan jurus pamungkas. Semua terjadi dalam satu rangkaian cepat — dan ketika dilakukan sempurna, hasilnya sungguh memuaskan.
Selain itu, setiap tim memiliki akses ke Megazord Assist, sebuah serangan bantuan besar yang memanggil Zord raksasa seperti Megazord klasik, Dragonzord, atau S.P.D. Megazord. Ini berfungsi sebagai comeback mechanic saat tim berada di posisi kalah, mirip seperti V-Trigger dalam Street Fighter V.
Salah satu hal paling menarik dari gameplay-nya adalah aksesibilitas. Pemula bisa menikmati kontrol yang mudah — bahkan combo dasar bisa dilakukan dengan input sederhana. Namun, bagi pemain berpengalaman, game ini menawarkan kedalaman luar biasa. Timing, spacing, dan penggunaan meter menjadi aspek krusial dalam pertarungan tingkat tinggi.
Game ini juga memiliki mode single-player story, yang diadaptasi dari komik Power Rangers: Shattered Grid karya Boom! Studios. Ceritanya mengikuti konflik besar multiverse antara berbagai versi Power Rangers, dipimpin oleh Lord Drakkon — versi jahat dari Tommy Oliver. Mode ini bukan sekadar tambahan; ia memperkuat koneksi emosional pemain dengan karakter dan lore Power Rangers.
Daftar Karakter: Dari Era Mighty Morphin hingga Modern Ranger
Salah satu kekuatan utama Battle for the Grid adalah keragaman karakternya. Game ini tidak hanya mengandalkan nostalgia era 90-an, tapi juga merangkul generasi baru Power Rangers.
Berikut beberapa karakter ikonik yang menjadi favorit pemain:
-
Jason Lee Scott (Red Ranger – Mighty Morphin)
Pemimpin klasik dengan serangan seimbang dan kemampuan combo yang stabil. -
Tommy Oliver (Green Ranger / White Ranger)
Salah satu karakter paling populer di franchise Power Rangers, memiliki gaya bertarung cepat dan jurus khas Dragon Dagger. -
Lord Drakkon
Versi jahat Tommy dari dunia alternatif, dengan gaya bertarung agresif dan jarak serang panjang. -
Goldar
Musuh klasik dengan kekuatan brutal dan serangan jarak dekat mematikan. -
Jen Scotts (Pink Ranger – Time Force)
Mengandalkan kecepatan dan kemampuan mengontrol ruang tempur dengan presisi. -
Ranger Slayer
Versi gelap dari Kimberly Hart (Pink Ranger) yang menjadi pembunuh bayaran dalam semesta Shattered Grid. -
Dai Shi (Power Rangers Jungle Fury)
Karakter bertema hewan buas dengan jurus cepat dan mematikan. -
Chun-Li & Ryu Ranger (Crossover DLC)
Sebagai bagian dari kolaborasi dengan Street Fighter, kedua karakter ini hadir dengan kostum Power Rangers dan jurus khas mereka — perpaduan yang menarik antara dua dunia.
Total ada lebih dari 25 karakter (termasuk DLC) yang masing-masing memiliki gaya bermain unik. Kombinasi antara karakter lama dan baru membuat game ini menarik bagi dua generasi sekaligus — pemain yang tumbuh dengan Mighty Morphin dan mereka yang mengenal seri modern seperti Dino Charge atau Beast Morphers.
Setiap update membawa tambahan karakter, skin, dan stage baru, menjaga game ini tetap segar meski telah berumur lebih dari empat tahun.
Mode Online dan Komunitas Kompetitif
Salah satu alasan Battle for the Grid tetap bertahan di dunia game fighting adalah dukungan kuat dari komunitas.
Game ini memiliki mode online lintas platform (crossplay), memungkinkan pemain dari PlayStation, Xbox, Nintendo Switch, dan PC bertarung dalam satu server yang sama. Fitur ini menjadi salah satu inovasi penting, terutama di masa pandemi, ketika banyak turnamen beralih ke format online.
Sistem rollback netcode yang diimplementasikan juga membuat koneksi antar pemain terasa stabil — sesuatu yang krusial dalam game fighting kompetitif. Pemain dari berbagai negara bisa bertanding tanpa kendala besar, dan hal ini membantu memperluas komunitas global.
Turnamen Battle for the Grid kini rutin diadakan, baik secara online maupun offline. Beberapa ajang besar seperti CEO Fighting Game Championships dan Evo Community Showcase telah memasukkan game ini dalam daftar kompetisi resmi.
Meski komunitasnya tidak sebesar Tekken atau Street Fighter, daya tarik Battle for the Grid terletak pada semangat kolektif para pemainnya. Mereka bukan hanya bertarung, tapi juga berbagi strategi, membuat video combo, hingga membangun wiki komunitas yang detail.
Banyak streamer dan YouTuber juga ikut mempopulerkan game ini. Konten seperti “Top 10 Ranger Combos” atau “Drakkon Infinite Challenge” memperlihatkan betapa dalamnya potensi permainan ini — bahkan setelah ratusan jam bermain, masih ada teknik baru yang bisa ditemukan.
Visual, Musik, dan Atmosfer Pertarungan
Secara visual, Battle for the Grid tidak mengandalkan grafis ultra-realistis. Desainnya lebih ke arah stylized semi-cartoon, yang justru memberi ruang bagi keunikan Power Rangers untuk bersinar.
Kostum ranger tampil modern namun tetap setia pada desain aslinya. Efek jurus spesial seperti semburan energi, dentuman zord, dan tabrakan pedang terasa hidup berkat animasi yang halus.
Salah satu aspek paling mencolok adalah sinematik serangan super (Ultra Move). Setiap karakter memiliki jurus pamungkas dengan cutscene singkat yang memamerkan kekuatan mereka secara heroik. Contohnya, saat Red Ranger mengeluarkan Power Sword Slash, kamera berputar cepat dan latar belakang meledak dalam cahaya merah — mengingatkan pada adegan klimaks di serial TV-nya.
Musiknya pun memegang peran penting. Komposer Ron Wasserman — orang yang menciptakan lagu tema Power Rangers klasik — terlibat dalam proyek ini. Beberapa lagu seperti “Fight Back” dan “Morphin Time” terdengar seperti versi modern dari soundtrack lama, membangkitkan nostalgia dan adrenalin secara bersamaan.
Efek suara seperti “It’s Morphin Time!” yang diteriakkan saat karakter berubah menambah keseruan tersendiri. Rasanya seperti kembali ke masa kecil, tapi kali ini kamu yang memegang kendali.
Adaptasi Cerita: Shattered Grid dan Dunia Multiverse
Salah satu hal paling menarik dari Battle for the Grid adalah mode ceritanya. Berbeda dari game fighting lain yang hanya fokus pada pertarungan, nWay berani membawa narasi mendalam berdasarkan komik Power Rangers: Shattered Grid dari Boom! Studios.
Ceritanya dimulai ketika Lord Drakkon, versi jahat Tommy dari dunia alternatif, berusaha menghancurkan seluruh semesta Power Rangers untuk menjadi penguasa tunggal. Ia mengumpulkan pasukan jahat dari berbagai timeline, memicu perang besar antar-dimensi.
Pemain akan mengikuti kisah dari berbagai sudut pandang — mulai dari Ranger klasik hingga generasi baru — dalam alur yang penuh konflik moral dan pengorbanan.
Visual cutscene-nya dibuat seperti novel grafis digital, lengkap dengan voice acting yang kuat. Beberapa pengisi suara asli dari serial TV bahkan kembali, seperti Jason David Frank (Tommy Oliver) yang menghidupkan kembali perannya dengan karisma khasnya.
Mode ini tidak hanya memberi konteks pada pertarungan, tapi juga memperkaya lore Power Rangers secara keseluruhan. Banyak penggemar komik menganggap adaptasi ini sebagai bentuk terbaik dari Shattered Grid di media interaktif.
Masa Depan Battle for the Grid dan Warisan Power Rangers
Meski sudah dirilis lebih dari empat tahun lalu, Power Rangers: Battle for the Grid masih terus berkembang. Update karakter dan kostum baru terus hadir, dan komunitas kompetitifnya masih aktif di berbagai platform.
Dengan akuisisi Hasbro atas franchise Power Rangers, banyak yang berharap ada sekuel atau reboot dengan skala lebih besar — mungkin dengan grafis next-gen, mekanik baru, dan roster yang lebih luas.
Namun terlepas dari itu, Battle for the Grid sudah mencatatkan sejarah. Ia bukan hanya game fighting, tapi juga surat cinta untuk para penggemar Power Rangers lintas generasi.
Game ini membuktikan bahwa lisensi besar tidak harus berarti permainan dangkal. Dengan arah yang tepat, semangat nostalgia bisa disulap menjadi pengalaman kompetitif yang solid.
Dan bagi siapa pun yang tumbuh bersama kata “It’s Morphin Time!”, game ini adalah cara terbaik untuk menghidupkan kembali semangat itu — kali ini, dengan tangan sendiri di atas controller.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: Mortal Kombat 11 Ultimate: Evolusi Brutal Legenda Pertarungan