Fire Emblem Engage: Kembalinya Kejayaan Strategi dan Ikatan Legendaris di Dunia Elyos

Jakarta, nintendotimes.com – Ada sesuatu yang magis dari seri Fire Emblem — sebuah kombinasi antara taktik perang dan kisah persahabatan yang membuat setiap pertempuran terasa lebih personal.
Ketika Nintendo dan Intelligent Systems merilis Fire Emblem Engage pada Januari 2023 untuk Nintendo Switch, banyak pemain menganggapnya sebagai bentuk penghormatan terhadap seluruh warisan franchise legendaris ini.
Game ini mengambil latar di dunia fantasi bernama Elyos, benua yang terbagi menjadi empat kerajaan: Firene, Brodia, Elusia, dan Solm, yang mengelilingi wilayah suci Lythos. Dahulu kala, dunia ini diselamatkan oleh Divine Dragon dan para pahlawan legendaris yang dikenal sebagai Emblems — roh para pejuang dari masa lalu.
Namun seribu tahun setelah kedamaian tercipta, kekuatan jahat bernama Fell Dragon Sombron mulai bangkit dari tidur panjangnya.
Di tengah kekacauan itu, sang protagonis — Alear, sang Divine Dragon yang tertidur selama seribu tahun — terbangun tanpa ingatan masa lalu.
Begitu membuka mata, pemain langsung disambut dengan dunia penuh warna, orkestra megah, dan pertanyaan besar: siapa sebenarnya Alear, dan mengapa dia harus melawan bayangan masa lalu yang sama sekali tak diingatnya?
Kembalinya Strategi Klasik dengan Sentuhan Modern
Fire Emblem Engage bukan sekadar kisah tentang pertempuran antara cahaya dan kegelapan.
Ia adalah surat cinta bagi para penggemar lama yang rindu sensasi strategi berbasis grid khas Fire Emblem, sekaligus jembatan bagi pemain baru yang haus pengalaman taktis dengan visual menawan.
Setiap pertempuran terjadi di medan perang berbentuk kotak-kotak (grid-based map), di mana pemain harus memikirkan langkah setiap unit secara strategis — layaknya bermain catur dengan nyawa dan emosi di dalamnya.
Setiap prajurit memiliki kelas, senjata, dan kemampuan unik. Sistem Weapon Triangle klasik kembali hadir — pedang mengalahkan kapak, kapak mengalahkan tombak, dan tombak mengalahkan pedang.
Sederhana, tapi mematikan jika digunakan dengan perhitungan matang.
Namun Engage membawa sesuatu yang baru: sistem Emblem Rings.
Melalui cincin ajaib ini, Alear dan pasukannya dapat memanggil Emblems — roh legendaris dari karakter-karakter ikonik Fire Emblem sebelumnya, seperti Marth, Lucina, Ike, hingga Lyn.
Mereka tidak hanya hadir sebagai nostalgia, tapi juga memberikan kekuatan luar biasa pada karakter yang menggunakannya.
Saat pemain mengaktifkan mode Engage, karakter dan Emblem akan “bergabung” (merge), menciptakan kombinasi serangan spektakuler, jurus pamungkas, dan kemampuan baru.
Efeknya tidak hanya kuat secara gameplay, tapi juga emosional.
Melihat Alear bertarung bersama roh pahlawan masa lalu seperti Marth, terasa seperti menyaksikan generasi Fire Emblem bersatu dalam satu dunia.
Alear, Sang Divine Dragon — Pahlawan Baru dengan Dilema Lama
Alear adalah protagonis yang menarik.
Berbeda dari para pahlawan Fire Emblem sebelumnya yang cenderung heroik dan penuh keyakinan, Alear adalah sosok yang rapuh, kehilangan ingatan, dan dibayangi oleh masa lalu yang kelam.
Desain karakter Alear cukup unik: rambut dua warna merah dan biru — simbol pertarungan abadi antara cahaya dan kegelapan dalam dirinya.
Pilihan gender (male/female) tersedia sejak awal permainan, memberi kebebasan kepada pemain untuk menentukan identitas protagonis mereka.
Yang menarik, hubungan Alear dengan karakter lain menjadi inti emosional permainan.
Lewat sistem Support Conversations, pemain dapat membangun hubungan antar karakter dengan cara berbicara, bertarung bersama, atau memberikan hadiah.
Semakin tinggi tingkat bond, semakin kuat pula kemampuan yang dihasilkan di medan perang.
Salah satu momen yang paling menyentuh adalah ketika Alear mengetahui bahwa dirinya memiliki ikatan darah dengan Fell Dragon Sombron, sang antagonis utama.
Narasi ini menggambarkan konflik batin antara kebaikan dan kejahatan, antara warisan dan pilihan — tema yang selalu menjadi jantung dalam seri Fire Emblem.
Dunia Elyos yang Cantik dan Penuh Kehangatan
Fire Emblem Engage adalah pesta visual.
Setiap kerajaan memiliki karakter dan atmosfer yang berbeda:
-
Firene, negeri bunga dan kedamaian.
-
Brodia, negeri para ksatria yang menjunjung kekuatan dan kehormatan.
-
Elusia, wilayah magis yang memuja kegelapan.
-
Solm, negeri padang pasir penuh kebebasan dan musik.
Perpaduan desain artistik ala anime dengan warna-warna cerah menjadikan Elyos salah satu dunia Fire Emblem paling indah yang pernah dibuat.
Cutscene-nya begitu sinematik hingga terasa seperti menonton serial animasi Jepang berkualitas tinggi.
Setelah setiap pertempuran, pemain dapat beristirahat di tempat bernama Somniel — markas terapung di langit yang berfungsi sebagai hub world.
Di sini, pemain bisa berbincang dengan rekan-rekan, memberi makan binatang peliharaan, memasak makanan, hingga mengoleksi item Emblem Rings.
Somniel terasa seperti rumah yang hidup — penuh karakter, obrolan ringan, dan momen-momen kecil yang menghangatkan hati.
Hamba teringat satu adegan kecil: ketika Alear duduk di tepi Somniel sambil memandangi awan, musik lembut mengalun, dan rekan seperjuangan datang menyapa.
Di balik peperangan besar, game ini mengingatkan bahwa kehangatan kecil di antara sahabat adalah kekuatan sejati.
Gameplay yang Menantang, tapi Menghargai Setiap Langkah Pemain
Fire Emblem Engage tidak main-main dalam urusan strategi.
Game ini tetap setia pada akar turn-based strategy yang menuntut pemain berpikir tiga langkah ke depan.
Satu keputusan salah bisa berakibat fatal — terutama jika Baginda bermain dalam mode Classic, di mana karakter yang gugur tidak akan bisa hidup kembali (permadeath).
Namun bagi pemain baru, Nintendo menyediakan mode Casual, agar mereka bisa menikmati cerita tanpa khawatir kehilangan karakter favorit.
Selain itu, fitur Time Crystal memungkinkan pemain untuk memundurkan waktu beberapa langkah — sebuah sistem penyelamat bagi mereka yang terlalu fokus menyerang dan lupa bertahan.
Sistem class promotion juga kembali. Setiap karakter bisa naik kelas menjadi versi lebih kuat, seperti Sword Fighter menjadi Swordmaster atau Hero.
Hal ini membuat strategi semakin dalam, karena kombinasi kelas dan Emblem bisa menciptakan taktik yang unik.
Dan tentu saja, sistem Engage Attack menjadi bintang utama gameplay.
Bayangkan, saat karakter Alear menggunakan cincin Marth dan mengeluarkan serangan “Divine Speed” — layar dipenuhi cahaya biru dan efek suara pedang yang membelah udara.
Setiap pertarungan terasa seperti adegan anime epik yang membuat jantung berdetak cepat.
Musik, Suara, dan Emosi yang Menghidupkan Dunia
Salah satu kekuatan tersembunyi Fire Emblem Engage adalah musiknya.
Dikomposisi dengan orkestra megah, setiap pertempuran diiringi dengan nada-nada yang memicu semangat — mengingatkan pemain bahwa perang ini bukan hanya soal menang, tapi juga soal bertahan demi teman.
Soundtrack “Emblems Engage!” menjadi salah satu lagu paling ikonik di game ini.
Tiap kali pemain mengaktifkan mode Engage, musik berubah menjadi irama penuh heroisme yang memacu adrenalin.
Pengisi suara (voice actors) juga berperan besar. Versi Jepang menampilkan pengisi suara ternama seperti Hikaru Midorikawa (Marth), dan versi Inggris diisi oleh aktor berbakat seperti Laura Stahl (Alear).
Dialog mereka membawa emosi dan kedalaman, membuat karakter terasa hidup dan nyata.
Efek suara halus, seperti deru angin di Somniel atau langkah kaki di lantai marmer istana, menambah imersi.
Semua elemen audiovisual bekerja sama menciptakan dunia yang bukan hanya dimainkan, tapi juga dirasakan.
Warisan dan Kontroversi — Ketika Nostalgia Bertemu Ekspektasi
Fire Emblem Engage mendapat sambutan hangat, namun tidak tanpa kritik.
Sebagian penggemar lama menyebut game ini “lebih fokus pada nostalgia” ketimbang cerita mendalam seperti Fire Emblem: Three Houses (2019).
Three Houses dikenal dengan narasi kompleks dan pilihan moral, sementara Engage menonjolkan nuansa cerah dan gameplay yang cepat.
Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa Engage justru berhasil mengembalikan “jiwa klasik” Fire Emblem yang sempat hilang.
Ia fokus pada inti gameplay: strategi, kombinasi karakter, dan hubungan antarunit di medan perang.
Para penggemar lawas merasa terharu saat bisa kembali bertemu Marth, Roy, dan Lucina — pahlawan dari masa lalu yang kini hadir dalam bentuk roh penuntun.
Engage bukan sekadar game baru, tapi reuni besar keluarga Fire Emblem.
Seorang pengulas dari Jepang bahkan menulis,
“Fire Emblem Engage bukan hanya game, tapi surat cinta untuk tiga dekade perjalanan franchise ini.”
Pesan Filosofis di Balik Pertempuran
Di balik pedang, sihir, dan strategi, Fire Emblem Engage menyimpan pesan mendalam: bahwa kekuatan sejati lahir dari hubungan antar manusia.
Sistem “Bond” dalam game ini bukan hanya fitur statistik, tapi refleksi nilai-nilai seperti kepercayaan, pengorbanan, dan kerja sama.
Setiap karakter punya kisahnya sendiri — seorang bangsawan yang ragu, seorang anak yatim yang ingin diakui, seorang ksatria yang setia meski terluka.
Semua kisah itu saling terjalin, menciptakan jaringan emosi yang membuat setiap pertempuran terasa personal.
Ketika satu unit gugur, bukan hanya strategi yang hilang, tapi juga bagian dari kisah manusia yang telah kita kenal.
Alear, yang awalnya merasa sendirian, perlahan memahami bahwa kekuatan sejati bukan datang dari dirinya, melainkan dari orang-orang yang ia lindungi.
Sebuah pesan yang sederhana, namun menyentuh — bahwa bahkan dalam peperangan, cinta dan persahabatan tetap bisa menjadi cahaya.
Penutup: Fire Emblem Engage — Harmoni antara Masa Lalu dan Masa Depan
Fire Emblem Engage adalah paduan indah antara nostalgia dan inovasi.
Ia membawa kembali semangat klasik strategi berbasis giliran, sambil menghadirkan visual, karakter, dan sistem baru yang segar.
Game ini mengingatkan kita bahwa masa lalu tidak selalu harus ditinggalkan — kadang, ia bisa menjadi kekuatan yang menuntun masa depan.
Dengan dunia Elyos yang menawan, karakter yang penuh jiwa, dan gameplay yang menantang namun adiktif, Fire Emblem Engage berdiri sebagai bukti bahwa warisan panjang bisa hidup kembali dengan cara yang gemilang.
Dan mungkin, seperti kata Marth dalam salah satu dialog terkenalnya:
“Kekuatan sejati bukan berasal dari senjata, tapi dari ikatan yang tidak bisa diputus oleh waktu.”
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: Combat Master: Sensasi Game Aksi Tembak yang Menguji Strategi dan Refleks