Beyond Two Souls: Perjalanan Emosional dalam Dunia Game

Beyond Two Souls

Jakarta, nintendotimes.com – Dunia game selalu penuh inovasi, tetapi ada beberapa judul yang melampaui batas hiburan biasa. Beyond Two Souls adalah salah satunya. Dirilis pada 2013 oleh Quantic Dream dan dipublikasikan Sony Computer Entertainment, game ini menghadirkan pengalaman berbeda: sebuah perjalanan emosional yang menyatukan film interaktif dengan gameplay naratif.

Tidak seperti game aksi penuh ledakan atau RPG dengan puluhan jam grinding, Beyond Two Souls menekankan pada storytelling. Pemain diajak masuk ke dalam hidup Jodie Holmes, tokoh utama yang memiliki hubungan misterius dengan entitas supranatural bernama Aiden. Kisahnya membawa kita ke perjalanan emosional: dari masa kecil penuh eksperimen pemerintah, kehidupan remaja yang terasing, hingga tantangan dewasa yang sarat pilihan moral.

Seorang pemain di Jakarta pernah mengatakan, “Rasanya seperti nonton film Hollywood, tapi saya sendiri yang menentukan jalan ceritanya.” Inilah kekuatan Beyond Two Souls—perpaduan sinema dan interaktivitas yang jarang bisa ditandingi.

Cerita dan Karakter: Jantung Beyond Two Souls

Beyond Two Souls

Salah satu keunikan Beyond Two Souls ada pada jalan ceritanya yang non-linear. Pemain tidak selalu mengikuti urutan kronologis. Alih-alih, kisah meloncat-loncat dari masa kecil Jodie ke masa dewasa, lalu kembali ke remaja, sebelum akhirnya membentuk gambaran utuh.

a. Jodie Holmes

Diperankan oleh aktris ternama Ellen Page (sekarang Elliot Page), Jodie adalah gadis yang sejak kecil hidup bersama entitas gaib bernama Aiden. Ia sering merasa terisolasi karena “anugerah” ini sekaligus menjadi incaran pemerintah.

b. Aiden

Entitas misterius yang terikat dengan Jodie. Pemain bisa mengendalikan Aiden untuk melakukan berbagai aksi: menembus tembok, menggerakkan benda, hingga menyerang musuh. Aiden bukan hanya sekadar mekanik gameplay, tetapi juga karakter dengan kepribadian tersendiri.

c. Nathan Dawkins

Seorang ilmuwan pemerintah yang diperankan Willem Dafoe. Hubungannya dengan Jodie kompleks—antara seorang ayah, mentor, sekaligus pihak yang memanfaatkannya.

Kombinasi akting motion capture dan cerita yang emosional membuat karakter dalam Beyond Two Souls terasa hidup. Banyak pemain yang mengaku menitikkan air mata di beberapa adegan.

Gameplay: Antara Film dan Kontrol Pemain

Gameplay Beyond Two Souls sering disebut sebagai interactive drama. Mekanismenya sederhana, tapi intens.

a. Quick Time Event (QTE)

Sebagian besar aksi di game ini terjadi lewat QTE—pemain harus menekan tombol tertentu sesuai momen di layar. Misalnya saat Jodie bertarung, mengejar, atau melarikan diri.

b. Eksplorasi dan Interaksi

Pemain bisa menjelajahi lingkungan, berbicara dengan NPC, atau memilih dialog. Setiap pilihan membawa konsekuensi yang bisa mengubah jalannya cerita.

c. Kontrol Aiden

Pemain bisa berganti kendali dari Jodie ke Aiden. Inilah bagian uniknya. Sebagai entitas, Aiden bisa melihat dunia dari perspektif lain, membuka jalan baru, atau bahkan memengaruhi orang lain.

d. Multi-Ending

Beyond Two Souls punya banyak ending berbeda. Keputusan pemain sepanjang cerita menentukan nasib Jodie dan karakter lain.

Anekdot menarik datang dari seorang gamer Bandung yang main Beyond Two Souls bersama pasangannya. “Aku pilih Jodie untuk hidup bebas, tapi pacarku pilih ending pengorbanan. Kami malah debat panjang soal siapa yang benar.” Dari sini terlihat betapa kuatnya game ini dalam memicu diskusi emosional.

Visual, Musik, dan Nuansa Sinematik

Tak bisa dipungkiri, Beyond Two Souls adalah salah satu game yang tampilannya terasa seperti film.

a. Grafis Motion Capture

Teknologi motion capture membuat ekspresi wajah Ellen Page dan Willem Dafoe ditampilkan secara detail. Gerakan tubuh, tatapan mata, hingga senyum tipis terasa nyata.

b. Sinematografi

Setiap adegan disajikan dengan sudut kamera sinematik. Rasanya bukan sekadar main game, tapi ikut menonton film interaktif yang epik.

c. Musik Emosional

Soundtrack digarap oleh komposer ternama, Lorne Balfe. Musik orkestra yang megah hingga melankolis ikut memperkuat emosi pemain.

Banyak gamer mengaku bahwa bagian terbaik Beyond Two Souls justru bukan gameplay-nya, tapi pengalaman emosional total: visual, suara, cerita, dan interaksi yang berpadu.

Kritik dan Kontroversi

Meski memukau, Beyond Two Souls juga menuai kritik.

a. Gameplay Terlalu Terbatas

Beberapa pemain merasa gameplay-nya kurang bebas. Sebagian besar aksi ditentukan oleh QTE, sehingga terasa lebih seperti menonton film daripada bermain.

b. Cerita Non-Linear

Meski menarik, alur cerita yang meloncat-loncat membuat sebagian pemain bingung. Ada yang merasa narasi jadi kehilangan ketegangan.

c. Reaksi Beragam dari Kritikus

Di beberapa media, Beyond Two Souls dipuji habis-habisan. Namun ada juga yang menyebut game ini “indah tapi dangkal”.

Tetapi justru perdebatan inilah yang membuat Beyond Two Souls menarik. Ia bukan game biasa yang mudah dilupakan. Bahkan, banyak gamer yang tetap menganggapnya sebagai karya seni interaktif.

Beyond Two Souls di Indonesia: Komunitas dan Pengaruh

Di Indonesia, Beyond Two Souls punya komunitas penggemar yang cukup aktif. Banyak YouTuber lokal yang mengunggah gameplay mereka, lengkap dengan reaksi emosional saat menghadapi pilihan sulit.

Bahkan, ada mahasiswa jurusan psikologi di Yogyakarta yang menggunakan Beyond Two Souls sebagai bahan skripsi. Ia meneliti bagaimana game interaktif bisa memengaruhi empati pemain terhadap karakter virtual. Hasilnya menunjukkan, pemain sering merasa “lebih dekat” dengan karakter karena ikut menentukan nasib mereka.

Kisah-kisah seperti ini menunjukkan bahwa Beyond Two Souls bukan sekadar hiburan, melainkan juga bahan kajian budaya dan psikologi.

Warisan dan Relevansi Beyond Two Souls

Lebih dari satu dekade sejak perilisannya, Beyond Two Souls tetap dikenang. Game ini menjadi bagian dari era “sinematik” bersama judul lain seperti Heavy Rain dan Detroit: Become Human.

Kini, Beyond Two Souls juga bisa dimainkan di platform PC melalui Epic Games Store dan Steam. Hal ini membuka kesempatan bagi generasi baru untuk mengenal game yang dulu eksklusif PlayStation.

Meski teknologinya mungkin sudah kalah dengan game modern, ceritanya tetap relevan. Isu tentang isolasi, hubungan manusia dengan kekuatan gaib, hingga pilihan hidup masih terasa dekat dengan realitas pemain.

Kesimpulan

Beyond Two Souls adalah game yang lebih dari sekadar permainan. Ia adalah perjalanan emosional yang menyentuh, dengan visual memukau, akting luar biasa, dan narasi yang penuh dilema. Meski gameplay-nya terbatas, pengalaman sinematiknya tetap membekas di hati banyak pemain.

Bagi penggemar cerita interaktif, Beyond Two Souls adalah salah satu karya terbaik dari Quantic Dream yang layak dicoba. Bukan hanya untuk bermain, tetapi juga untuk merenung: tentang pilihan, kehilangan, dan arti kehidupan.

Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming

Baca Juga Artikel Dari: Dragon Age Inquisition: Sebuah Perjalanan Epik yang Tak Lekang

Author