Blue Archive: Dunia Sekolah, Senjata dan Cerita Gacha Bikin Nagih

Blue Archive

Pertemuan saya dengan Blue Archive bisa dibilang kebetulan. Saat itu, awal 2022, saya lagi bosan dengan game gacha yang itu-itu saja. Satu sisi ingin yang casual, sisi lain ingin cerita yang dalam. Lalu muncullah saran YouTube random berjudul “You are the Sensei now”. Klik, dan satu minggu kemudian, saya sudah reroll akun keempat.

Blue Archive adalah game mobile gacha berbasis turn-based tactics yang dikembangkan oleh Nexon Games. Tapi label itu saja nggak cukup menjelaskan daya tariknya. Ia adalah kombinasi unik antara slice-of-life sekolah, taktik pertempuran, dan kisah fiksi ilmiah yang, secara mengejutkan, bisa dalam dan gelap.

Kamu berperan sebagai Sensei, sosok misterius yang tiba-tiba ditunjuk memimpin berbagai akademi di kota fiksi bernama Kivotos. Uniknya, hampir semua karakter adalah siswi SMA dengan keahlian tempur dan spesialisasi masing-masing—dari penembak jitu, support, hingga demolisher pakai peluncur roket.

Tapi jangan buru-buru berpikir ini cuma soal “waifu moe bersenjata”. Justru kekuatan Blue Archive terletak pada penulisannya: dialog yang ringan tapi cerdas, worldbuilding yang mendalam, dan penyajian cerita episodik yang terus tumbuh.

Sistem Akademi dan Fraksi: Sekolah yang Punya Rudal dan Ideologi

Blue Archive

Dunia Blue Archive dibangun di atas sistem akademi yang memegang fungsi negara. Setiap sekolah punya budaya, aturan, dan… persenjataan masing-masing. Ya, di Kivotos, konflik antar sekolah kadang diselesaikan lewat diplomasi, kadang lewat mortir.

Berikut beberapa akademi utama yang jadi pusat cerita:

1. Abydos High School

Sekolah kecil yang hampir bangkrut. Karakter-karakter dari Abydos seperti Shiroko, Hoshino, dan Nonomi jadi representasi semangat bertahan hidup. Cerita mereka penuh nuansa persahabatan dan perjuangan ala underdog.

2. Trinity General School

Lembaga elite yang konservatif, religius, dan punya konflik internal antara faksi. Memunculkan karakter seperti Aris dan Serina. Di balik kesan suci, banyak intrik.

3. Gehenna Academy

Dikenal sebagai “troublemaker school.” Karakternya eksentrik, kadang gila. Misalnya, Aru dan tim Problem Solver 68 yang literally bisa meledakkan satu distrik karena utang.

4. Millennium Science School

Sekolah futuristik dengan teknologi canggih. Fokus pada ilmu pengetahuan, riset, dan AI. Karakter-karakternya kayak anak magang Google tapi bawa granat.

Struktur ini membuat setiap cerita utama (main story arc) terasa segar karena tone-nya berubah sesuai sekolah. Dari slice-of-life yang mellow, ke politik remaja, sampai cyberpunk. Ini seperti nonton anime antologi dalam satu IP—masih nyambung, tapi beda warna.

Anekdot lucu: saya pernah menyuruh teman yang nggak suka game gacha buat coba story chapter “Abydos.” Dua hari kemudian, dia beli merch Shiroko dan join Discord fan translation karena “ceritanya unexpectedly bikin nangis.”

Gameplay: Sederhana di Luar, Dalam di Strategi

Blue Archive mungkin terlihat santai dibandingkan game strategi hardcore seperti Arknights atau Fire Emblem. Tapi di balik grafis chibi 3D yang imut, sistem pertempurannya surprisingly dalam.

Inti Gameplay:

  • 6 Karakter per misi: 4 main + 2 support

  • Auto aim tapi skill aktif manual

  • Manajemen cover, tipe damage, dan terrain

Kamu harus memperhatikan role tiap karakter (Striker, Special), posisi, hingga jenis armor musuh. Misalnya, membawa karakter AoE ke map penuh musuh tipis lebih baik daripada sniper.

Ada juga sistem Affinity, Tactical Challenge, Raid, dan PvP, yang bikin roster kamu harus seimbang, bukan cuma “karakter favorit waifuable.”

Tapi jangan salah, game ini tetap ramah untuk F2P. Bahkan banyak event memberi reward besar bagi pemain baru. Dan highlight-nya? Event story biasanya lebih memorable dari gacha itu sendiri. Salah satu contoh terbaik: event “227 Memorial Lobby” dan “Schale’s Happy Valentine Patrol”—dua cerita yang kontras tapi sama-sama meninggalkan dampak emosional kuat.

Sistem gacha-nya? Rate SSR di 3%, pity 200 pulls. Cukup adil kalau dibanding gacha lain, apalagi banyak event kasih pull gratis. Tapi ya tetap… gacha is gacha. Siap-siap sakit hati juga.

Cerita yang Terus Berkembang: Dari Sekolah Ceria ke Eksistensi dan Distopia

Blue Archive

Kalau kamu pikir Blue Archive hanya akan berputar di cerita ringan anak sekolah, kamu keliru.

Mulai dari Chapter 3 ke atas, tone cerita berubah. Dari ringan jadi filosofis. Dari slice-of-life jadi investigasi, misteri, bahkan eksistensialisme.

Beberapa highlight:

Eden Treaty Arc

Mengisahkan konflik Trinity dan Gehenna, dengan tema agama, fanatisme, dan politik kekuasaan. Terasa seperti mini-arc Code Geass dalam skala sekolah.

Millennium arc

Menggali AI, waktu, dan tanggung jawab moral dalam kemajuan teknologi. Ada satu momen di mana karakter harus memilih menyelamatkan AI atau manusia, dan itu ditulis dengan serius.

Perish Song Prelude (JP server)

Event ini masuk ke wilayah distopia penuh. Kota hancur, tokoh-tokoh favorit mati, dan kita mulai melihat dunia Kivotos dari kacamata lebih gelap.

Yang membuat Blue Archive kuat bukan hanya temanya, tapi penyampaiannya. Dialog antarkarakter ditulis dengan nuansa, timing humor pas, dan perkembangan karakter yang realistis (meski mereka anime girl bersenjata).

Kombinasi ini bikin banyak fans bilang: “Saya datang untuk waifu, tapi bertahan karena worldbuilding.”

Komunitas, Fanbase, dan Masa Depan: Saat Sensei Berkembang Jadi Budaya

Salah satu faktor yang memperkuat Blue Archive adalah komunitasnya. Di Reddit, Twitter, hingga Discord, para pemain saling berbagi strategi, fanart, bahkan membuat proyek terjemahan tidak resmi yang sangat profesional (terutama untuk konten JP yang belum rilis di global).

Ada juga channel YouTube seperti Kurogame, Shinn, atau SaltedCat yang rutin membahas meta, lore breakdown, atau prediksi update. Mereka bukan sekadar konten kreator, tapi semacam “guru Kivotos” yang bikin game ini terasa hidup.

Merch resmi juga mulai melimpah—dari figure Shiroko, artbook, sampai kolaborasi dengan café di Jepang dan Korea. Bahkan beberapa soundtrack Blue Archive masuk ke Spotify dan sempat viral di TikTok, terutama lagu “Unwelcome School” dan “Etude 114”.

Sisi sosial fandom ini yang bikin Blue Archive berbeda dari sekadar game. Ia jadi ruang ekspresi, tempat banyak orang merasa “relate” dengan cerita tentang beban tanggung jawab, pencarian makna, atau sekadar… ingin tertawa bareng Aru dan kawan-kawan.

Dan dengan update global yang mulai menyusul server JP, serta roadmap cerita yang makin ambisius, Blue Archive masih punya banyak kejutan. Game ini belum puncak. Bahkan mungkin baru pemanasan.

Penutup: Blue Archive, Game yang Lebih Dalam dari Tampangnya

Sekilas, Blue Archive terlihat seperti game kasual buat para pencinta moe. Tapi ketika kamu mulai menyelam, kamu akan temukan lapisan cerita, strategi, dan emosi yang mengejutkan.

Ini adalah game yang berani mencampur genre: antara peluru dan puisi, antara pelajaran sekolah dan pertanyaan moral. Antara “Sensei” sebagai panggilan manis… dan tanggung jawab besar di baliknya.

Dan seperti kota Kivotos yang absurd tapi familiar, Blue Archive mengajak kita untuk hidup di tengah kontradiksi. Untuk menikmati momen ringan, tapi tetap berpikir soal makna.

Sebuah game yang—anehnya—bikin kita lebih manusiawi lewat anime girl bersenjata.

Baca Juga Artikel dari: Tactical Monsters: Strategi, Karakter, dan Keunikan yang Membuatnya Seru

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming

Author