Devil May Cry 5: Game Bikin Gak Tidur yang Menguji Adrenalin

Devil May Cry 5

Jakarta, nintendotimes.com – Ada satu hal yang sering terjadi pada gamer saat menemukan game fenomenal: waktu jadi kabur. Tiba-tiba jam menunjukkan pukul tiga pagi, padahal niat awal cuma main sebentar. Devil May Cry 5 adalah contoh nyata dari fenomena ini—game yang bisa bikin siapa pun betah berjam-jam di depan layar.

Dirilis pada 2019 oleh Capcom, Devil May Cry 5 membawa kembali semangat seri hack-and-slash klasik yang sudah melegenda sejak era PlayStation 2. Seri ini memang dikenal sebagai benchmark untuk game aksi stylish. Pemain diajak mengendalikan karakter karismatik dengan jurus mematikan, melawan monster iblis raksasa dalam setting dunia penuh kegelapan.

Tapi apa yang membuat Devil May Cry 5 benar-benar bikin gak bisa tidur? Jawabannya kombinasi dari gameplay cepat, visual memukau, dan cerita emosional. Bayangkan: Anda baru saja menaklukkan satu boss besar dengan gaya keren, adrenalinnya masih mengalir deras, lalu game menawarkan cutscene sinematis dramatis yang bikin penasaran. Otak pun menolak berhenti. “Satu misi lagi deh,” kata Anda. Tapi kenyataannya, “satu misi lagi” berubah jadi empat jam.

Seorang gamer di komunitas online pernah bercerita bagaimana ia lupa sahur karena terlalu asyik menamatkan Devil May Cry 5. “Bangun-bangun mata panda, tapi worth it banget,” katanya sambil pamer screenshot S-rank. Cerita-cerita seperti ini bukan hal aneh di kalangan penggemar seri ini.

Gameplay Hack-and-Slash yang Gak Ada Matinya

Devil May Cry 5

Kekuatan utama Devil May Cry 5 jelas ada di gameplay. Capcom berhasil menciptakan mekanik pertarungan yang bukan hanya menantang, tapi juga stylish. Alih-alih sekadar mengalahkan musuh, game ini mendorong pemain untuk bertarung dengan gaya seindah mungkin.

Sistem Style Ranking menilai setiap aksi pemain, dari D (Dismal) hingga SSS (Smokin’ Sexy Style). Artinya, makin variatif combo yang digunakan, makin tinggi nilai yang didapat. Ini membuat pemain terdorong untuk terus berkreasi dalam pertempuran, bukan hanya spam tombol.

Uniknya, Devil May Cry 5 tidak hanya mengandalkan satu karakter. Ada tiga tokoh utama yang bisa dimainkan:

  • Dante: sang legenda dengan senjata beragam, dari pedang Rebellion hingga motor yang bisa dipisah jadi senjata.

  • Nero: dengan Devil Breaker, lengan mekanis yang bisa digunakan untuk berbagai kemampuan unik.

  • V: karakter baru yang bertarung menggunakan familiars (makhluk bayangan) untuk menyerang musuh dari jarak jauh.

Setiap karakter membawa gaya bertarung berbeda, membuat pengalaman bermain terasa segar dari awal sampai akhir. Misalnya, menggunakan Dante terasa seperti mengendalikan orkestra kekacauan, sementara Nero memberi sensasi agresif, dan V menghadirkan strategi unik.

Tidak jarang, pemain rela mengulang satu misi berkali-kali hanya untuk mencapai nilai SSS. Di sinilah letak keasyikan sekaligus jebakan waktu—main sebentar bisa berubah jadi berjam-jam karena ingin selalu tampil lebih keren.

Cerita yang Gelap, Emosional, dan Penuh Twist

Meski dikenal sebagai game aksi penuh gaya, Devil May Cry 5 tidak melupakan aspek cerita. Justru di seri kelima ini, narasi menjadi salah satu daya tarik yang bikin pemain betah.

Cerita berpusat pada serangan iblis besar bernama Urizen yang muncul di kota Red Grave. Nero, Dante, dan V terlibat dalam konflik ini dengan motivasi masing-masing. Dari sana, misteri perlahan terbuka, termasuk hubungan darah, pengkhianatan, dan perjalanan emosional para karakter.

Bagi penggemar lama, DMC5 menjadi semacam reuni emosional. Dante yang sudah berumur tapi tetap badass, Nero yang semakin matang, hingga V yang misterius menambah lapisan cerita yang kompleks. Ada momen di mana pemain dibuat terkejut oleh twist identitas V, dan ada juga momen haru ketika Dante menghadapi masa lalunya.

Seorang penulis ulasan di media lokal pernah menyebut DMC5 sebagai “game hack-and-slash dengan jiwa drama keluarga.” Kedengarannya lucu, tapi ada benarnya. Karena di balik ledakan, pedang, dan demon, ada kisah tentang keluarga, kehilangan, dan pengorbanan.

Inilah yang membuat pemain susah tidur. Setelah cutscene dramatis, otak kita terus bertanya: “Lalu apa yang terjadi selanjutnya?”

Visual, Musik, dan Atmosfer yang Menghipnotis

Capcom menggunakan RE Engine, teknologi grafis yang sama dengan Resident Evil 2 Remake, untuk menghadirkan detail luar biasa di Devil May Cry 5. Setiap desain karakter terlihat hidup, dari kerutan wajah Dante hingga detail kain jubah V. Lingkungan kota Red Grave yang gelap dan suram juga berhasil menciptakan atmosfer mencekam tapi memesona.

Musiknya tak kalah penting. Soundtrack penuh energi, seperti “Devil Trigger” milik Nero, berhasil membakar semangat pemain setiap kali bertarung. Lagu ini bahkan viral di kalangan gamer, menjadi anthem tak resmi yang mewakili semangat DMC5.

Efek suara juga dibuat sangat intens. Dentingan pedang, ledakan senjata, hingga teriakan monster terdengar realistis dan meningkatkan adrenalin. Jika dimainkan dengan headset, sensasinya seperti masuk langsung ke dalam medan pertempuran.

Tak heran jika banyak pemain menyebut Devil May Cry 5 sebagai game yang bikin lupa waktu. Bukan hanya karena gameplay, tapi karena atmosfer keseluruhan benar-benar menyedot perhatian. Visual memukau, musik membakar, cerita dramatis—semua menyatu dalam satu pengalaman gaming yang adiktif.

Pengaruh Devil May Cry 5 di Dunia Gaming

Devil May Cry 5 bukan hanya sukses secara komersial, tapi juga memberi pengaruh besar dalam dunia gaming. Game ini membuktikan bahwa genre hack-and-slash masih relevan di era game open-world dan battle royale.

Banyak pengembang indie maupun AAA mulai melirik kembali konsep combat stylish setelah melihat keberhasilan DMC5. Bahkan, beberapa game action modern terinspirasi dari sistem combo dan style ranking yang diperkenalkan seri ini.

Bagi komunitas gamer, DMC5 menjadi bahan diskusi panjang. Dari teori cerita, strategi mencapai SSS, hingga debat siapa karakter favorit. Dante yang ikonik, Nero yang energik, atau V yang misterius—semuanya punya fanbase kuat.

Selain itu, DMC5 juga menjadi bukti bagaimana Capcom bangkit setelah sempat dianggap “kehilangan arah” di awal 2010-an. Dengan Resident Evil 2 Remake dan DMC5, Capcom kembali ke puncak sebagai developer yang mampu memadukan nostalgia dengan teknologi modern.

Tips untuk Pemain Baru agar Tidak Kecanduan (Tapi Tetap Nikmat)

Saking serunya, Devil May Cry 5 memang bisa bikin waktu terasa hilang. Namun, ada beberapa tips agar pengalaman main tetap sehat dan menyenangkan:

  1. Atur durasi bermain. Jangan lupa pasang alarm agar tidak begadang semalaman.

  2. Nikmati cerita. Jangan terburu-buru skip cutscene, karena cerita adalah bagian penting dari pengalaman DMC5.

  3. Eksperimen dengan combo. Jangan terpaku pada satu gaya. Coba berbagai senjata dan Devil Breaker untuk variasi.

  4. Gunakan mode latihan. DMC5 menyediakan mode untuk berlatih combo. Ini membantu meningkatkan skill tanpa tekanan.

  5. Main dengan teman. Diskusikan strategi, tukar pengalaman, bahkan adakan tantangan skor SSS bareng.

Dengan tips ini, pemain baru bisa menikmati sensasi intens DMC5 tanpa harus kehilangan jam tidur terlalu banyak.

Kesimpulan: Devil May Cry 5, Game yang Bikin Lupa Waktu

Devil May Cry 5 bukan sekadar game aksi. Ia adalah pengalaman lengkap: gameplay stylish, cerita emosional, visual memukau, dan musik memompa adrenalin. Tak heran jika banyak gamer mengaku begadang hanya untuk melanjutkan satu misi lagi.

Dalam dunia di mana banyak game mencoba jadi realistis atau terlalu kompleks, DMC5 hadir dengan filosofi sederhana: bertarung dengan gaya, dan nikmati setiap detiknya. Mungkin itu sebabnya game ini disebut sebagai salah satu “game bikin gak tidur”—karena begitu kita masuk, sulit sekali untuk keluar.

Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming

Baca Juga Artikel Dari: Pixel Strike: Game Tembak-Tembakan yang Seru dan Menghibur

Author