Etrian Odyssey Nexus: Dungeon Crawler Penuh Nostalgia

Etrian Odyssey Nexus

JAKARTA, nintendotimes.com – Sejak pertama kali muncul pada 2007 di Nintendo DS, Etrian Odyssey Nexus menjadi waralaba yang menempati ruang khusus di hati penggemar JRPG. Mekanik dungeon crawler yang klasik, peta yang digambar manual, serta kesulitan yang menantang menjadikannya seri yang unik dibanding RPG modern yang lebih kasual.

Etrian Odyssey Nexus yang rilis pada 2019 di Nintendo 3DS disebut sebagai seri pamungkas. Ia bukan sekadar entri baru, melainkan penghormatan bagi seluruh perjalanan waralaba. Dengan kata lain, Nexus adalah “perayaan” atas apa yang membuat Etrian Odyssey begitu istimewa: eksplorasi dungeon yang intens, strategi bertarung berbasis giliran, dan kebebasan membangun tim impian.

Pemain diajak menuju benua Lemuria, sebuah dunia misterius yang dipenuhi labirin menantang. Dari awal saja, Nexus menegaskan bahwa ini bukan sekadar sekuel, melainkan “greatest hits” yang menggabungkan elemen dari semua seri sebelumnya ke dalam satu paket megah.

Dunia Lemuria dan Narasi yang Terajut Etrian Odyssey Nexus

Etrian Odyssey Nexus

Berbeda dengan RPG lain yang banyak menekankan plot naratif mendalam, Etrian Odyssey Nexus memilih pendekatan yang lebih minimalis. Cerita disajikan melalui potongan dialog ringan, quest sampingan, dan atmosfer dunia yang dijelajahi.

Lemuria digambarkan sebagai benua yang misterius, penuh reruntuhan kuno, gua berlapis kristal, hutan raksasa, hingga benteng bawah tanah yang berliku. Masing-masing area bukan hanya sekadar latar, melainkan medan yang menguji strategi pemain.

Misi utama tetap sederhana: menjelajahi, memetakan, dan menaklukkan labirin. Namun justru kesederhanaan ini yang membuat Nexus tetap setia pada akar klasik dungeon crawler. Plot bukan pendorong utama; pengalaman menjelajah dan mengatasi tantanganlah yang jadi pusat permainan.

Sistem Kelas Karakter: Kebebasan Tanpa Batas

Salah satu daya tarik utama Etrian Odyssey Nexus adalah keberagaman kelas karakter. Game ini menghadirkan lebih dari 19 kelas berbeda, diambil dari berbagai seri sebelumnya. Pemain bebas membangun tim lima orang sesuai gaya bermain masing-masing.

Ada Hero, kelas baru dengan kemampuan menyerang sekaligus mendukung tim. Ada pula Medic yang fokus pada penyembuhan, Ronin yang cepat dan mematikan, serta Gunner dengan serangan jarak jauh. Bahkan kelas eksperimental seperti Farmer yang lebih fokus pada gathering tetap dihadirkan.

Kombinasi kelas memberi kedalaman strategi. Tim yang seimbang antara ofensif, defensif, dan support bisa menjadi kunci bertahan di dungeon. Sistem ini memungkinkan pemain bereksperimen, mencoba berbagai komposisi, lalu menemukan gaya bertarung yang paling cocok.

Eksplorasi Dungeon dan Tantangan FOE

Hal paling ikonik dari Etrian Odyssey Nexus adalah eksplorasi dungeon yang digambar manual oleh pemain di layar bawah 3DS. Fitur ini menjadi daya tarik sekaligus identitas waralaba. Alih-alih diberi peta instan, pemain diminta menggambar jalan, dinding, dan simbol untuk menandai jebakan atau harta karun. Sensasi menciptakan peta sendiri membuat keterlibatan terasa personal.

Tantangan semakin terasa dengan kehadiran musuh FOE (Formido Oppugnatura Exsequens). Musuh ini tidak bisa disepelekan; mereka berkeliaran di dungeon dan jauh lebih kuat dari monster biasa. Menghadapi FOE terlalu dini hampir selalu berujung kekalahan. Namun, dengan strategi tepat, mengalahkan FOE menjadi momen kemenangan yang memuaskan.

Eksplorasi bukan sekadar berjalan maju. Pemain harus mengatur sumber daya, memperhatikan stamina, dan menentukan kapan harus kembali ke kota untuk memulihkan diri. Elemen ini menciptakan ketegangan unik yang jarang ditemukan di RPG modern.

Sistem Pertarungan: Strategi di Setiap Giliran Etrian Odyssey Nexus

Pertarungan di Etrian Odyssey Nexus berbasis giliran, tetapi penuh nuansa taktis. Setiap giliran menjadi ajang pengambilan keputusan: apakah menyerang habis-habisan, bertahan, atau menggunakan skill tertentu.

Kesulitan game mendorong pemain untuk tidak asal menekan tombol. Musuh biasa bisa menjadi ancaman besar jika disepelekan, sementara bos labirin memaksa tim untuk berpikir kreatif. Mengatur posisi, menggunakan debuff, dan mengoptimalkan buff menjadi elemen penting dalam strategi.

Selain itu, hadir pula sistem Force Boost dan Force Break. Force Boost memberi peningkatan sementara pada kemampuan karakter, sementara Force Break adalah serangan pamungkas yang bisa mengubah jalannya pertarungan. Sistem ini menambah kedalaman taktis, membuat setiap pertempuran besar terasa dramatis.

Visual, Audio, dan Atmosfer

Sebagai seri terakhir di Nintendo 3DS, Etrian Odyssey Nexus memanfaatkan hardware handheld itu dengan maksimal. Ilustrasi karakter karya Yuji Himukai tetap memikat, menampilkan desain khas yang penuh warna dan ekspresif. Desain monster pun detail, sering kali memberi kesan menakutkan sekaligus menawan.

Musik garapan Yuzo Koshiro, komposer legendaris seri ini, kembali menjadi sorotan. Soundtrack penuh semangat saat pertarungan dan melodi atmosferik saat eksplorasi dungeon menciptakan suasana yang menghanyutkan. Setiap nada terasa seperti undangan untuk melangkah lebih dalam ke labirin misterius Lemuria.

Visual 3D dungeon mungkin sederhana dibandingkan RPG modern, tetapi detail tekstur dan pencahayaan cukup untuk menghadirkan atmosfer imersif. Paduan visual dan audio ini menjadi identitas kuat yang membuat Nexus tetap terasa segar meski tampil di platform lama.

Warisan dan Penutup Seri

Etrian Odyssey Nexus dipandang sebagai ucapan selamat tinggal yang layak bagi penggemar lama. Dengan menggabungkan elemen terbaik dari seri sebelumnya, Nexus berhasil menjadi ringkasan waralaba sekaligus pintu gerbang bagi pemain baru yang ingin mengenal Etrian Odyssey.

Warisan terbesarnya adalah keberanian mempertahankan formula klasik di tengah gempuran RPG modern yang lebih ramah pemula. Nexus mengingatkan bahwa ada pesona unik dalam tantangan berat, eksplorasi manual, dan kepuasan membangun strategi dari nol.

Bagi banyak pemain, Nexus bukan hanya game, melainkan pengalaman nostalgia sekaligus penghormatan terakhir bagi handheld 3DS yang telah menemani perjalanan panjang waralaba ini.

Kesimpulan: Perpisahan yang Manis Etrian Odyssey Nexus

Etrian Odyssey Nexus adalah bukti bahwa seri panjang bisa menutup perjalanan dengan cara elegan. Ia menghadirkan perpaduan nostalgia, tantangan, dan kebebasan strategi dalam satu paket penuh cinta untuk penggemar.

Bagi pencinta dungeon crawler, Nexus adalah karya wajib yang menghadirkan sensasi klasik sekaligus perpisahan yang layak dikenang.

Jelajahi Artikel Lain yang Tak Kalah Menarik Tentang: Gaming

Baca juga artikel lainnya: Deliver Us The Moon: Perjalanan Sci-Fi dan Masa Depan Bumi

Author