Ghost of Yōtei: Kisah Mistis dan Salju Abadi di Dunia Game

Ghost of Yōtei

Bayangkan kamu berjalan sendirian di hutan pinus bersalju. Bayangan samar-samar muncul di kejauhan, kabut turun pelan, dan… suara lonceng kuil menggema tanpa wujud sumbernya.

Inilah vibe dari Ghost of Yōtei, sebuah game aksi-petualangan supernatural yang baru-baru ini menyedot perhatian banyak gamer dan kreator konten. Rilisan ini digadang-gadang sebagai “adik spiritual” dari Ghost of Tsushima, tapi dengan nuansa lebih gelap dan spiritual — lebih banyak kabut, lebih sedikit kehormatan. Lebih banyak roh penasaran, lebih sedikit politik feodal.

Dirilis oleh studio indie Jepang-Kanada bernama KageWorks, Ghost of Yōtei menceritakan seorang ronin (samurai tanpa tuan) bernama Haruto, yang tersesat di kaki Gunung Yōtei di Hokkaido — tempat yang, dalam mitologi lokal, dipercaya dihuni oleh arwah pegunungan, rubah siluman (kitsune), dan iblis salju.

Premisnya sederhana, tapi atmosfer dan narasi yang dibangun? Tidak ada yang sederhana dari itu.

Yang bikin menarik, Ghost of Yōtei memadukan open-world exploration, combat system yang taktis, dan elemen horor psikologis. Bukan horor “jumpscare” yang bikin kamu teriak, tapi horor yang pelan-pelan menggrogoti pikiranmu.

Narasi yang Menyentuh dan Visual yang Menusuk: Sebuah Perjalanan Spiritual di Tengah Dingin

Ghost of Yōtei

Kalau kamu pikir ini hanya game samurai lawan hantu, kamu salah besar. Ghost of Yōtei lebih dari itu. Ini adalah perjalanan seorang pria yang dihantui masa lalu — secara harfiah dan metaforis.

Haruto, sang protagonis, adalah mantan pembunuh bayaran kerajaan yang membelot setelah membantai sebuah desa yang konon dianggap bersekutu dengan oni. Tapi, setelah perang usai, dia tidak bisa kembali ke kehidupan normal. Bayangan masa lalu mengikutinya hingga ke utara.

Game dimulai saat Haruto mengalami kecelakaan dan terbangun di sebuah desa terpencil di kaki Gunung Yōtei. Desa ini tidak tercatat di peta, penduduknya aneh, dan salju tak pernah berhenti turun. Bahkan siang hari pun terasa seperti senja.

Dalam perjalanannya, Haruto tidak hanya menghadapi makhluk supranatural, tapi juga halusinasi, fragmentasi memori, dan bayangan dirinya sendiri. Salah satu momen paling mind-blowing adalah saat Haruto bertarung dengan versi dirinya yang lebih muda — bayangan “diri ideal” yang dulu ia percaya.

Visual gamenya luar biasa. Salju yang jatuh seperti hujan lambat, sinar matahari yang nyaris tidak pernah penuh, dan detail kecil seperti noda darah yang tertutup perlahan oleh embun beku — semua menciptakan dunia yang hidup… tapi terasa sekarat.

Banyak streamer dan pemain menyebut bahwa mereka lebih banyak “berjalan diam-diam” daripada berlari di game ini. Karena setiap langkah membawa nuansa meditasi, dan setiap detik di dalam game seperti mengupas lapisan luka batin.

Sistem Pertarungan yang Bukan Sekadar Serang-Tangkis: Ini Seni Duel yang Sakit Tapi Memuaskan

Jangan salah. Meskipun atmosfer gamenya sunyi dan kontemplatif, Ghost of Yōtei punya combat system yang bisa bikin tangan berkeringat dan napas tertahan.

Alih-alih button-mash seperti beberapa game aksi lain, game ini menggunakan combat stance system mirip Sekiro dan Nioh. Tapi dengan twist: kamu tidak selalu tahu apa yang kamu lawan. Kadang kamu bertarung dengan manusia, kadang dengan arwah yang berubah bentuk saat darah menyentuh tanah.

Ada tiga stance utama:

  • Hono-no-kamae (Stance Api): cocok untuk lawan berat, kuat tapi lambat.

  • Kaze-no-kamae (Stance Angin): cepat dan lincah, tapi butuh refleks tinggi.

  • Yūrei-no-kamae (Stance Hantu): digunakan saat melawan entitas roh atau ilusi.

Yang bikin unik? Beberapa musuh hanya bisa dikalahkan dengan perubahan ritual. Misalnya, sebelum melawan siluman rubah, kamu harus membakar jimat dan membaca mantra yang ditemukan di jurnal kuno. Kalau lupa? Siap-siap mati karena ilusi berulang.

Di satu sisi, ini menantang. Tapi juga bikin pertarungan terasa seperti bagian dari cerita, bukan sekadar level mekanik.

Anekdot dari seorang pemain di Reddit bilang: “Saya butuh 40 menit buat satu pertarungan. Tapi itu bukan karena saya cupu — saya cuma… nggak siap untuk apa yang muncul dari kabut.” Well said.

Lore, Detail, dan Easter Egg: Dunia Ghost of Yōtei yang Kaya dan Layak Dijelajahi Berkali-Kali

Ghost of Yōtei

Kalau kamu tipe pemain yang suka eksplorasi dan baca catatan NPC sampai ke kalimat terakhir, maka game ini seperti surga kecil. Ghost of Yōtei penuh dengan lore tersembunyi, dokumen rahasia, artefak spiritual, dan cerita rakyat yang ditabur dengan hati-hati di setiap penjuru peta.

Beberapa contoh yang menarik:

  • Di sebuah gua dekat danau beku, kamu bisa menemukan topeng Noh yang kalau dikenakan saat bulan purnama, memperlihatkan arwah anak kecil yang menari di atas es.

  • Di desa Tsuru, ada lilin yang tak padam selama lebih dari 100 tahun, dan konon itu menjaga roh jahat agar tidak bangkit dari sumur tua.

  • Bahkan NPC tua bernama Obāchan ternyata dulunya adalah eksorsis legendaris yang pernah menyegel setan salju selama perang era Edo.

Setiap tempat punya cerita. Dan setiap cerita, secara perlahan, membentuk puzzle besar: bahwa Haruto bukan satu-satunya “hantu” yang terperangkap di gunung itu.

Game ini juga menyisipkan easter egg budaya pop — seperti puisi haiku yang jika dibaca terbalik, mirip lirik dari lagu Jepang 80-an, atau ukiran yang menyerupai logo developer game klasik.

Ini bukan cuma cerita tentang Haruto. Ini juga cerita tentang tempat, budaya, dosa kolektif, dan kesunyian yang memekakkan telinga.

Kesimpulan: Ghost of Yōtei Bukan Game yang Kamu Mainkan — Tapi Game yang Kamu Rasakan

Kalau saya harus menyimpulkan Ghost of Yōtei dengan satu kalimat, maka ini: ini bukan game untuk semua orang, tapi ini game yang bisa membekas di hati orang yang cocok.

Ghost of Yōtei bukan sekadar hiburan. Ini perjalanan spiritual, meditatif, dan emosional. Dari segi gameplay, mungkin tidak semulus AAA titles. Tapi dari sisi emosi dan atmosfer, ini adalah salah satu pengalaman paling berisi dalam dunia game indie beberapa tahun terakhir.

Dan faktanya, game ini dikerjakan oleh tim kecil, dengan semangat besar, dan didorong oleh kecintaan terhadap budaya Jepang dan eksplorasi tema trauma… membuat semua aspek di dalamnya terasa jujur dan relevan.

Apakah kamu akan menikmatinya?

Kalau kamu mencari petualangan cepat, mungkin tidak. Tapi kalau kamu mencari makna dalam setiap langkah, rasa dalam setiap dialog, dan ketakutan yang bukan berasal dari jumpscare tapi dari kesunyian—Ghost of Yōtei adalah undangan untuk masuk ke dalam kabut dan menemukan bagian dirimu yang hilang.

Baca Juga Artikel dari: Pacific Drive: Petualangan Maut di Genre Survival Jonitogel Login

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming

Author