Metal Gear Rising: Revengeance – Aksi Hack and Slash Legenda

Jakarta, nintendotimes.com – Game kadang bukan hanya soal hiburan, tapi juga warisan budaya populer. Ada judul-judul yang, meskipun dirilis bertahun-tahun lalu, tetap hidup di ingatan para gamer. Salah satunya adalah Metal Gear Rising: Revengeance, spin-off ikonik dari seri Metal Gear yang dikenal sebagai karya penuh aksi, cepat, dan penuh filosofi khas Hideo Kojima.
Dirilis pada tahun 2013 untuk PlayStation 3, Xbox 360, dan PC, game ini mungkin bukan judul utama dalam lini Metal Gear Solid. Namun, ia berhasil menciptakan identitas sendiri: sebuah pengalaman hack and slash futuristik yang memadukan refleksi politik, filosofi perang, dan adrenalin tanpa henti.
Mari kita gali lebih dalam mengapa Metal Gear Rising: Revengeance begitu spesial dan tetap relevan di era sekarang.
Latar Belakang dan Sejarah Perilisan
Awalnya, proyek ini diberi nama Metal Gear Solid: Rising. Konsep awalnya lebih fokus pada gameplay stealth bercampur dengan elemen tebas-menebas menggunakan pedang. Namun, pengembangan yang penuh kendala membuat game ini sempat terhenti.
Masuknya PlatinumGames
Hideo Kojima, kreator Metal Gear, akhirnya menggandeng PlatinumGames—studio asal Jepang yang terkenal dengan Bayonetta—untuk mengubah konsep. Hasilnya, lahirlah Metal Gear Rising: Revengeance, sebuah game hack and slash penuh aksi cepat yang berbeda jauh dari seri Metal Gear Solid sebelumnya.
Anekdot Fiktif
Seorang gamer bernama Rendi, dulu sempat kecewa karena ia berharap bisa melanjutkan kisah stealth ala Solid Snake. Namun setelah memainkan Revengeance, ia malah kecanduan. “Awalnya kupikir ini cuma spin-off biasa. Ternyata lebih gila dari ekspektasi—aku habiskan seminggu penuh hanya untuk main dan ulang boss fight Senator Armstrong,” katanya sambil tertawa.
Cerita: Dari Cyborg Ninja hingga Filosofi Perang
Metal Gear Rising: Revengeance berlatar beberapa tahun setelah peristiwa Metal Gear Solid 4. Kali ini, fokusnya bukan pada Solid Snake, melainkan pada Raiden, karakter yang sebelumnya sempat jadi kontroversi di MGS2 namun kini menjelma sebagai cyborg ninja yang sangat keren.
Plot Utama
Raiden kini bekerja untuk organisasi keamanan bernama Maverick Security. Namun, ia harus menghadapi kelompok musuh kuat bernama Desperado Enforcement yang ingin memicu kekacauan global demi keuntungan politik dan ekonomi.
Di balik aksi tebas-menebas, cerita ini tetap sarat filosofi khas Kojima: kritik terhadap perang, politik, korporasi, dan manipulasi media. Bahkan dialog dengan musuh sering kali terasa seperti diskusi politik, bukan sekadar trash talk.
Filosofi yang Melekat
-
Apakah perang hanyalah bisnis?
-
Apakah seorang prajurit bisa benar-benar bebas dari sistem yang mengendalikan mereka?
-
Sejauh mana kemanusiaan tetap bertahan dalam tubuh yang sudah menjadi cyborg?
Contoh Nyata
Banyak artikel media gaming menyoroti dialog final boss Senator Armstrong yang hingga kini masih viral di media sosial. “Nanomachines, son!” jadi salah satu meme legendaris yang tak lekang oleh waktu.
Gameplay: Hack and Slash dengan Sentuhan Unik
Gameplay adalah daya tarik terbesar Metal Gear Rising: Revengeance.
Blade Mode
Fitur paling ikonik adalah Blade Mode. Pemain bisa memperlambat waktu dan mengontrol arah tebasan pedang Raiden secara bebas. Ini bukan sekadar gimmick, tapi elemen strategis untuk mengalahkan musuh dan mendapatkan “zan-datsu”—memotong musuh lalu mengambil energi mereka.
Hack and Slash Cepat
Berbeda dari Metal Gear Solid yang penuh stealth, game ini benar-benar mendorong pemain untuk terjun langsung ke medan tempur. Kecepatan, kombo, dan timing parry adalah kunci. Tidak ada sistem blok standar; pemain harus melakukan perfect parry untuk bertahan.
Anekdot Fiktif
Bayu, seorang gamer kasual, pernah frustrasi di misi melawan boss Mistral karena gagal melakukan parry. Tapi begitu ia menguasai mekaniknya, ia merasa seperti master samurai futuristik. “Setelah itu, aku nggak bisa berhenti spam Blade Mode. Rasanya kayak jadi dewa,” ujarnya.
Desain Musuh dan Boss Fight Epik
Salah satu alasan game ini melegenda adalah boss fight-nya.
The Winds of Destruction
Kelompok musuh utama yang harus dihadapi Raiden punya desain unik:
-
Mistral: Wanita cyborg dengan banyak tangan mekanik.
-
Monsoon: Bisa memisahkan tubuhnya menjadi bagian-bagian kecil.
-
Sundowner: Menggunakan perisai ledakan besar.
-
Sam Jetstream: Samurai cyborg karismatik yang menjadi rival Raiden.
Senator Armstrong
Boss terakhir, seorang politisi gila dengan tubuh diperkuat nanomachine, menjadi ikon. Pertarungan ini tidak hanya sulit tapi juga penuh dialog provokatif yang sampai sekarang masih sering jadi bahan meme.
Soundtrack Epik
Setiap boss fight dilengkapi soundtrack metal yang penuh energi, dengan lirik yang menggambarkan karakter musuh. Lagu seperti Rules of Nature atau It Has to Be This Way jadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman bermain.
Contoh Nyata
Review dari media gaming besar menyebut boss fight di Revengeance sebagai “salah satu pertarungan paling memorable dalam sejarah game modern”. Banyak yang bahkan memutar soundtrack-nya di playlist workout mereka.
Penerimaan dan Warisan Budaya Populer
Saat dirilis, Metal Gear Rising: Revengeance mendapat respons positif dari kritikus maupun gamer.
Review dan Skor
-
Gameplay cepat, intens, dan inovatif mendapat pujian.
-
Kritik muncul pada durasi game yang relatif singkat (sekitar 6–8 jam).
-
Namun, replay value tinggi membuat pemain betah mengulang.
Meme dan Komunitas
Di luar skor review, Revengeance mencapai level kultus. Meme dari game ini—mulai dari dialog Armstrong hingga soundtrack—menyebar luas di internet. Bahkan generasi gamer baru yang belum sempat memainkan PS3 kini mengenal game ini lewat YouTube dan TikTok.
Anekdot Nyata
Seorang streamer Indonesia pernah memainkan ulang game ini di 2022, dan ribuan penonton ikut bernyanyi saat boss fight final. Ini membuktikan bahwa game berusia 10 tahun pun masih bisa relevan dan menghibur generasi baru.
Tips Bermain Metal Gear Rising: Revengeance
Bagi yang ingin mencoba game ini, ada beberapa tips praktis:
-
Latih Parry: Ini adalah mekanik inti. Tanpa parry, Anda akan kesulitan melawan boss.
-
Gunakan Blade Mode Bijak: Jangan terlalu sering, simpan untuk momen krusial.
-
Upgrade Raiden: Fokus pada health dan weapon upgrade untuk mempermudah permainan.
-
Nikmati Soundtrack: Pasang headset, karena musiknya bagian penting dari pengalaman.
-
Main Ulang di Difficulty Tinggi: Mode Hard atau Very Hard memberi tantangan baru sekaligus memperpanjang umur game.
Kesimpulan
Metal Gear Rising: Revengeance adalah contoh bagaimana sebuah spin-off bisa melampaui ekspektasi. Dengan gameplay hack and slash penuh adrenalin, cerita yang tetap kaya filosofi, desain boss ikonik, dan soundtrack yang melegenda, game ini berhasil meninggalkan jejak abadi.
Meski usianya sudah lebih dari satu dekade, pesonanya tidak pernah pudar. Generasi baru gamer pun terus menemukan dan jatuh cinta pada Revengeance.
Pada akhirnya, game ini bukan hanya soal menebas musuh dengan pedang futuristik, tapi juga soal refleksi: tentang politik, perang, kebebasan, dan apa artinya menjadi manusia di tengah teknologi yang semakin canggih.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming
Baca Juga Artikel Dari: Ninja Gaiden Sigma: Aksi Brutal, Legenda Abadi di Dunia Game