Tales of Arise: Petualangan Fantasi Modern Kembali Legendaris

Tales of Arise

Jakarta, nintendotimes.com – Di dunia game Jepang, seri Tales punya tempat khusus di hati para penggemar JRPG. Sejak awal kemunculannya di tahun 1995 dengan Tales of Phantasia, franchise ini berhasil membangun identitas unik melalui kombinasi cerita emosional, karakter-karakter penuh pesona, dan sistem pertarungan real-time yang dinamis. Namun, memasuki era 2010-an, banyak yang menilai bahwa seri ini mulai kehilangan tajinya, terutama setelah beberapa judul terakhir dianggap tidak memberi inovasi besar.

Lalu hadir Tales of Arise pada tahun 2021, yang langsung disambut dengan hype luar biasa. Dirilis untuk platform PlayStation 4, PlayStation 5, Xbox One, Xbox Series X/S, dan PC, game ini berhasil membawa angin segar ke dalam franchise berusia lebih dari dua dekade itu. Tidak hanya karena grafisnya yang mengusung Unreal Engine 4 dengan visual bergaya anime modern, tapi juga karena cerita dan karakter yang terasa relevan untuk pemain masa kini.

Saya teringat cerita seorang gamer lama yang pernah memainkan Tales of Destiny di PlayStation pertama. Saat ia mencoba Tales of Arise, ia mengaku seperti bertemu kembali dengan sahabat lama—familiar tapi dengan penampilan yang jauh lebih dewasa. Inilah kekuatan Tales of Arise: menggabungkan nostalgia dengan inovasi.

Kisah Penindasan dan Harapan

Tales of Arise

Cerita Tales of Arise berfokus pada konflik antara dua dunia: Dahna dan Rena. Dahna digambarkan sebagai dunia penuh keindahan alam, namun rakyatnya hidup tertindas karena diperbudak oleh bangsa Rena, penguasa dengan teknologi dan kekuatan magis jauh lebih maju.

Pemain diajak mengikuti perjalanan Alphen, seorang pria bertopeng yang kehilangan rasa sakit dan ingatan, serta Shionne, seorang perempuan dari Rena yang justru dikutuk dengan “Thorns”—kutukan yang membuat siapa pun kesakitan ketika menyentuh dirinya. Pertemuan keduanya melahirkan kisah penuh kontradiksi: penindas dan tertindas, namun harus bersatu demi tujuan yang lebih besar.

Cerita ini terasa relevan karena mengangkat tema-tema universal: kebebasan, penderitaan, dan harapan. Bukan hanya kisah fantasi biasa, tetapi refleksi tentang ketidakadilan sosial yang nyata di dunia kita. Banyak pemain menyebut, momen emosional dalam game ini membuat mereka merenung, bahkan setelah konsol dimatikan.

Anekdot menarik datang dari seorang streamer lokal. Ia sempat meneteskan air mata saat menyaksikan salah satu adegan klimaks di pertengahan cerita, lalu berkata, “Saya kira cuma main game, ternyata ikut terapi batin.” Ungkapan ini mungkin berlebihan, tapi menggambarkan betapa kuatnya narasi yang dibangun.

Gameplay yang Modern tapi Tetap Familiar

Salah satu daya tarik utama Tales of Arise adalah sistem pertarungannya, dikenal dengan nama Linear Motion Battle System (LMBS). Sistem ini sudah lama jadi identitas seri Tales, tapi kali ini terasa lebih halus, cepat, dan strategis.

Pemain bisa mengendalikan karakter secara real-time, melakukan combo serangan fisik, menggunakan Arte (jurus khusus), hingga memicu serangan gabungan spektakuler bernama Boost Strike. Efek visual setiap kali jurus dilepaskan membuat pertarungan terasa sinematis, seolah sedang menonton anime laga berkualitas tinggi.

Yang menarik, game ini juga memperkenalkan sistem Boost Attack, di mana tiap karakter punya peran khusus. Misalnya, Shionne bisa menembak musuh terbang, sementara Law bisa menghancurkan pertahanan musuh. Dengan begitu, setiap anggota party punya kontribusi unik, memaksa pemain berpikir taktis.

Ada seorang gamer Gen Z yang menuliskan review di forum, katanya: “Pertarungannya bikin nagih. Awalnya saya pikir bakal ribet, tapi ternyata makin lama makin adiktif, apalagi kalau combo panjang berhasil dieksekusi.” Dari komentar itu terlihat bahwa Tales of Arise sukses menjembatani penggemar lama dan pendatang baru.

Visual, Musik, dan Presentasi yang Memukau

Dari segi visual, Tales of Arise tampil luar biasa. Menggunakan Unreal Engine 4, game ini berhasil menciptakan dunia yang penuh warna dengan detail menawan. Efek cahaya, bayangan, hingga tekstur alam dibuat seakan hidup, sementara desain karakter tetap mempertahankan nuansa anime khas seri Tales.

Setiap wilayah di Dahna punya identitas visual kuat. Ada ladang luas yang penuh bunga, gurun panas dengan langit oranye menyala, hingga kastil megah dengan nuansa gotik. Semua ini membuat pemain merasa benar-benar berpetualang melintasi dunia fantasi.

Musik juga tidak kalah penting. Motoi Sakuraba, komposer legendaris seri Tales, kembali menghadirkan soundtrack epik yang mengiringi tiap momen—dari pertarungan intens hingga adegan emosional. Lagu tema “Hibana” yang dibawakan band Jepang Kankaku Piero berhasil memberi energi muda yang sesuai dengan atmosfer game.

Saya masih ingat pengalaman seorang pemain yang menulis blog pribadi. Katanya, ia sengaja berhenti di salah satu padang bunga dalam game hanya untuk mendengarkan musik latar. “Rasanya seperti liburan virtual,” tulisnya. Inilah bukti bahwa Tales of Arise tidak hanya kuat di gameplay, tapi juga dalam presentasi atmosferiknya.

Penerimaan dan Dampak bagi Dunia JRPG

Sejak dirilis, Tales of Arise mendapat sambutan positif baik dari kritikus maupun pemain. Banyak media internasional memberinya skor tinggi, memuji cerita, grafis, dan pertarungan yang segar. Bahkan, game ini memenangkan penghargaan Best RPG di The Game Awards 2021—prestasi besar bagi seri Tales yang sebelumnya jarang meraih spotlight sebesar itu.

Di Indonesia sendiri, banyak komunitas gamer menyambut hangat. Forum-forum lokal ramai membahas strategi combo, adegan favorit, hingga teori tentang karakter. Tales of Arise juga berhasil menarik pemain baru yang sebelumnya tidak terlalu mengenal franchise ini.

Lebih dari sekadar sukses komersial, game ini dianggap sebagai tonggak penting. Ia membuktikan bahwa seri Tales masih relevan di era modern, bahkan mampu bersaing dengan RPG besar lain seperti Final Fantasy atau Persona.

Kesimpulan – RPG yang Layak Dikenang

Tales of Arise bukan hanya sebuah game, melainkan perayaan panjang umur dari sebuah franchise legendaris. Ia berhasil menggabungkan identitas lama dengan inovasi baru, menghasilkan pengalaman yang emosional, seru, dan memikat.

Bagi penggemar lama, game ini adalah bukti bahwa penantian panjang tidak sia-sia. Bagi pemain baru, ia adalah pintu masuk sempurna ke dunia Tales.

Dan mungkin benar kata salah satu reviewer internasional: “Tales of Arise bukan sekadar game, tapi kisah tentang bagaimana sebuah seri bisa bangkit kembali, dengan kilau lebih terang dari sebelumnya.”

Jadi, jika Anda mencari RPG dengan perpaduan cerita menyentuh, gameplay dinamis, dan presentasi memukau, Tales of Arise layak ada di daftar wajib Anda.

Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming

Baca Juga Artikel Dari: Beyond Two Souls: Perjalanan Emosional dalam Dunia Game

Author