Tales of Vesperia: Klasik Abadi yang Menghidupkan Jiwa JRPG

Tales of Vesperia

Jakarta, nintendotimes.com – Di pertengahan tahun 2008, ketika pasar video game tengah dibanjiri shooter dan action open-world, satu game Jepang secara diam-diam menyelusup masuk ke Xbox 360 dengan gaya elegan—Tales of Vesperia. Game ini bukan sekadar tambahan dari deretan JRPG yang sudah ada, melainkan semacam pengingat keras bahwa genre ini masih punya nyawa, pesona, dan daya tarik yang tidak bisa ditandingi formula barat.

Berasal dari franchise Tales yang memang punya penggemar setia sejak era PS1, Tales of Vesperia adalah game kesepuluh dalam waralaba dan jadi salah satu yang paling ikonik. Dirilis pertama kali di Jepang pada 7 Agustus 2008 dan kemudian menyebar ke pasar global, game ini langsung mendapatkan reputasi sebagai salah satu Tales terbaik sepanjang masa.

Yang menarik, Tales of Vesperia awalnya eksklusif untuk Xbox 360—keputusan yang saat itu cukup kontroversial mengingat dominasi PlayStation di kalangan gamer JRPG. Tapi ternyata, keputusan itu memberi angin segar. Banyak pemain baru dari pasar Barat mulai mengenal franchise ini lewat Vesperia, yang kemudian membuka jalan bagi rilis ulang dan remaster di platform lain seperti PS3, PS4, Switch, dan PC.

Dalam sebuah wawancara, produser Hideo Baba mengungkapkan bahwa Tales of Vesperia adalah titik balik dari franchise Tales untuk membuka diri terhadap pemain di luar Jepang. Dan memang, sejak saat itu, arah narasi dan desain Tales makin berani dan variatif.

Cerita yang Dalam, Karakter yang Berlapis, dan Dunia yang Hidup

Tales of Vesperia

Satu hal yang langsung terasa saat bermain Tales of Vesperia adalah betapa kompleks namun relatable ceritanya. Kita bermain sebagai Yuri Lowell, mantan ksatria kerajaan yang kecewa terhadap sistem hukum dan akhirnya memilih jalannya sendiri sebagai vigilante. Bukan hero standar yang putih bersih—Yuri itu abu-abu, keras kepala, sarkastik, tapi juga penuh hati.

Yuri bukan satu-satunya karakter kuat. Ada Estelle, putri yang ingin tahu dunia luar dan secara perlahan menemukan suaranya sendiri. Ada Rita, ilmuwan muda yang temperamental dan tak suka basa-basi, ada juga Karol, anak kecil dengan keberanian besar, serta Judith si misterius dan elegan. Setiap karakter punya konflik pribadi yang kuat, lengkap dengan momen pertumbuhan dan interaksi yang membentuk dinamika kelompok yang hangat tapi penuh gesekan.

Narasi game berfokus pada konflik antara masyarakat dan kekuasaan, kebergantungan manusia terhadap “blastia” (alat teknologi kuno), serta isu keadilan sosial. Tapi cerita ini tidak pernah disajikan kaku. Sebaliknya, Vesperia pintar bermain di antara drama serius dan komedi ringan khas anime. Salah satu fitur khasnya adalah skits—percakapan opsional antara karakter dalam format potongan ekspresif dua dimensi. Sekilas sepele, tapi inilah yang memperkuat hubungan pemain dengan para tokoh.

Dunia dalam Tales of Vesperia juga terasa hidup, dengan kota-kota yang punya desain berbeda, NPC dengan dialog bermakna, dan side quest yang benar-benar memperkaya lore. Tidak terasa seperti tambahan asal-asalan, tapi bagian dari dunia itu sendiri.

Sistem Pertarungan yang Dinamis dan Menyenangkan

Salah satu kekuatan utama dari franchise Tales—termasuk Vesperia—adalah Linear Motion Battle System (LMBS). Tidak seperti kebanyakan JRPG tradisional yang berbasis turn-based, sistem ini menawarkan pertarungan real-time di arena semi-3D. Pemain bisa bebas bergerak, menghindar, menyerang, dan melancarkan artes (skill spesial) sambil mengatur strategi tim.

Di Tales of Vesperia, sistem ini mencapai titik manis antara kesederhanaan dan kedalaman. Kamu bisa membuat kombo, mengatur urutan artes, dan bahkan menyesuaikan taktik AI teman satu tim. Fitur seperti Over Limit memberikan kekuatan tambahan di tengah pertarungan, memungkinkan karakter melepaskan Mystic Artes—serangan sinematik super kuat yang bikin darah gamer JRPG berdesir.

Yang bikin nagih, pertarungannya cepat tapi tak membingungkan. Musuh bervariasi, boss battle menantang, dan sistem EXP-nya terasa seimbang. Bahkan setelah puluhan jam bermain, kamu tidak akan merasa bosan grind level. Ini bukan tipe game yang memaksa grinding membabi buta—progression-nya alami dan rewarding.

Ditambah lagi, soundtrack battle-nya garapan Motoi Sakuraba yang udah terkenal sebagai komposer andalan JRPG klasik. Lagu “Furnace of War” dan “A Vow of Unity” punya energi yang khas, cocok banget buat pertarungan intens.

Versi Definitif dan Kelahiran Kembali Vesperia di Era Modern

Meskipun versi Xbox 360 sangat dicintai, tak bisa dipungkiri bahwa banyak pemain di luar Jepang merasa iri karena versi PS3—yang eksklusif Jepang—membawa banyak tambahan. Untungnya, di tahun 2019, Tales of Vesperia: Definitive Edition akhirnya hadir sebagai versi lengkap dan bisa dimainkan di berbagai platform modern: PS4, Xbox One, Switch, dan PC.

Edisi ini menghadirkan:

  • Dua karakter playable tambahan: Patty Fleur dan Flynn Scifo (yang dulu hanya NPC di awal game)

  • Voice acting tambahan (meski beberapa pengisi suara diubah)

  • Side quest dan cutscene baru

  • Peningkatan visual dan resolusi

  • Kualitas hidup yang lebih modern, seperti UI yang diperbarui dan fitur auto-save

Bagi pemain lama, ini seperti reuni nostalgia yang lebih lengkap dan rapi. Bagi pemain baru, ini adalah pintu masuk sempurna ke dunia Tales tanpa harus repot main di konsol lama.

Respons dari media juga sangat positif. Banyak review dari media game Indonesia menyebut Vesperia Definitive Edition sebagai “JRPG ideal untuk pemula maupun veteran”. Game ini dianggap punya keseimbangan antara cerita solid, gameplay menarik, dan konten yang tidak membingungkan.

Warisan dan Relevansi Tales of Vesperia Saat Ini

Kini, setelah lebih dari 15 tahun berlalu, mengapa Tales of Vesperia masih dianggap sebagai salah satu JRPG terbaik?

Pertama, karena ia menyatukan semua elemen klasik JRPG dengan cita rasa modern. Cerita yang kuat, karakter yang relatable, sistem pertarungan yang menyenangkan, dan eksplorasi dunia yang rewarding—semuanya dikemas dalam visual bergaya anime yang tidak mudah termakan waktu.

Kedua, karena Vesperia menjadi simbol dari transisi Tales ke era global. Game ini membuka pintu agar Tales of Berseria, Tales of Zestiria, hingga Tales of Arise bisa diterima lebih luas. Banyak pemain barat dan Asia Tenggara—termasuk Indonesia—yang mengenal franchise ini pertama kali lewat Vesperia.

Dan ketiga, karena game ini tetap konsisten dengan identitasnya. Di saat banyak JRPG mencoba meniru gaya barat atau terjebak gimmick, Vesperia tetap berdiri sebagai game yang jujur pada dirinya sendiri: petualangan, pertemanan, keadilan, dan keberanian—semua dikemas dengan gaya yang lembut tapi berdampak.

Bahkan hingga kini, diskusi soal moralitas Yuri Lowell masih hangat di forum. Apakah ia pahlawan sejati? Atau justru vigilante yang bahaya? Inilah kekuatan cerita Vesperia—ia terus menantang pemain untuk berpikir, bertanya, dan merasakan.

Penutup: Tales of Vesperia, Permata JRPG yang Tak Lekang Oleh Waktu

Tales of Vesperia bukan hanya sekadar game dari franchise JRPG. Ia adalah karya yang berhasil menyentuh hati pemain lewat karakter-karakter yang terasa hidup, konflik yang tidak hitam-putih, dan sistem gameplay yang terus menyenangkan walau telah lewat belasan tahun.

Bagi kamu yang belum pernah menyelami dunia Terca Lumireis, Vesperia adalah gerbang yang sempurna. Dan bagi yang pernah memainkannya di era Xbox 360. Versi Definitive adalah kesempatan untuk mengulang petualangan yang mungkin sudah lama kamu lupakan—tapi tidak pernah benar-benar hilang dari ingatan.

Di tengah lautan game yang terus datang dan pergi, Tales of Vesperia tetap berdiri sebagai bukti bahwa game yang dibuat dengan hati, cerita yang penuh makna, dan sistem yang dipoles dengan cinta akan selalu menemukan tempat di hati para pemain, lama maupun baru.

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming

Baca Juga Artikel dari: Human Fall Flat: Tips Rahasia & Pengalaman Gokil!

Author