Little Devil Inside: Petualangan Gila Mengubah Wajah Watitoto

Little Devil Inside

Little Devil Inside, saya masih ingat jelas momen saat pertama kali nonton trailer Little Devil Inside di ajang PlayStation Showcase 2020. Rasanya seperti melihat sesuatu yang segar, aneh, tapi juga sangat memesona. Dalam dunia yang dipenuhi game realistis dan penuh efek partikel, game ini hadir seperti secuil mahakarya animasi stop-motion yang tiba-tiba hidup dan bisa kita kendalikan.

Visualnya bukan yang realistis. Tapi justru karena tampilannya stylized, game ini punya daya tarik sendiri. Karakter-karakternya mungil, ekspresif, dan kadang… absurd. Dunia di sekelilingnya seperti hasil imajinasi desainer grafis yang lagi ngopi sambil dengerin musik lo-fi — chill tapi surealis.

Yang lebih menarik, tone ceritanya kayak berdiri di antara yang lucu dan yang mencekam. Little Devil Inside bukan RPG biasa. Ini petualangan penuh kejutan, tempat kamu bisa tiba-tiba jatuh ke jurang, diserang monster, lalu masuk ke rumah nenek-nenek yang menyuguhkan teh—semuanya dalam satu perjalanan yang sama.

Dan sebagai jurnalis game yang udah nyobain ratusan judul, saya bisa bilang: ini adalah salah satu game paling unik yang pernah saya lihat dalam satu dekade terakhir.

Perkenalan Pertama dengan Dunia Aneh nan Memikat: “Apa Ini Game RPG atau Film Stop Motion?”

Little Devil Inside

Mengenal Dunia Little Devil Inside: Tempat Absurd, Bahaya, dan Humor Hidup Berdampingan

Bayangkan kamu adalah Billy, seorang penjelajah bayaran (yang mirip-mirip detektif petualang), dan tugasmu adalah menjelajah dunia demi menginvestigasi aktivitas supernatural. Tapi ini bukan tentang menyelamatkan dunia dalam satu langkah. Ini tentang membunuh monster, bertemu orang aneh, dan menyelesaikan kontrak seperti memburu makhluk gaib yang bentuknya bisa aja mirip ayam raksasa beracun.

Dunia Little Devil Inside terbagi dalam beberapa wilayah dengan kondisi geografis dan bahaya yang berbeda. Ada gurun pasir panas, hutan berkabut, dan pegunungan es yang harus kamu lewati dengan perhatian penuh. Bahkan naik kereta atau mobil antar kota bisa jadi pengalaman yang seru karena kamu bisa dihentikan bandit atau nemuin kejadian acak.

Satu aspek yang bikin saya ngakak waktu main adalah bagaimana karakter kamu bisa lapar, haus, dan bahkan… mules. Yup, ada elemen life sim yang subtle tapi lucu banget. Jadi, selain mikirin misi, kamu juga harus bawa bekal makanan, baju hangat, dan ya, siapin diri buat semua situasi.

Dunia game ini hidup dengan caranya sendiri. Monster bukan sekadar musuh. Kadang mereka cuma lewat dan nggak akan nyerang kalau kamu nggak usil. Ada juga NPC yang suka ngomel atau ngasih clue samar, dan semua itu bikin eksplorasi di dunia Little Devil Inside terasa personal dan penuh karakter.

Sistem Gameplay: RPG Unik yang Menuntut Strategi, Tapi Tetap Santai dan Kocak

Sekilas, Little Devil Inside kelihatan seperti game ringan. Tapi begitu kamu nyemplung ke sistemnya, kamu akan sadar bahwa ini adalah RPG dengan banyak elemen survival dan taktik, dibungkus dalam lapisan humor yang cerdas.

Pertarungannya real-time, tapi nggak brutal kayak Dark Souls. Lebih seperti campuran antara Zelda klasik dan Monster Hunter versi lite. Kamu punya stamina, bisa pakai senjata jarak dekat atau jauh, dan harus ngerti timing serta kondisi lingkungan.

Saya pernah ketemu monster mirip kadal besar di hutan. Awalnya santai, saya pikir bisa kalahin dalam satu serangan. Tapi ternyata dia punya skill sembur gas racun, dan karena saya lupa bawa masker gas (iya, di game ini ada item itu), saya pingsan dan bangun di kamp terdekat. Nyesek, tapi lucu juga.

Selain pertarungan, ada elemen crafting dan upgrade yang cukup dalam. Kamu bisa bikin bom, panah api, atau makanan penyembuh. Tapi bukan cuma itu — kamu juga harus mikir logistik. Misalnya, kalau kamu mau ekspedisi ke area salju, kamu butuh pakaian hangat, tenda, dan makanan ekstra. Kalau enggak? Karaktermu bisa hipotermia. Yikes.

Yang paling saya suka: sistem transportasi dan peta dunia. Alih-alih fast travel instan, kamu harus beneran menavigasi kendaraanmu di peta dunia 3D. Kadang kamu harus berhenti karena kehabisan bensin atau disergap. Rasanya seperti main miniatur board game, tapi penuh kejutan dan dinamika.

Desain Visual dan Suara: Minimalis, Artistik, Tapi Penuh Detail dan Kejutan

Little Devil Inside

Kalau ada satu hal yang bikin Little Devil Inside langsung dikenali dari kejauhan, itu adalah gayanya yang khas. Desain grafisnya menggabungkan estetika low-poly dengan animasi ekspresif dan sinematografi sinematik.

Setiap sudut game ini dibuat dengan cinta. Dari cahaya senja yang jatuh di hutan pinus, sampai bayangan lembut di dalam rumah karakter NPC — semuanya terasa sinematik dan personal. Bahkan interaksi kecil watitoto seperti membuka pintu, memanjat tebing, atau menyimpan barang ke tas punya animasi yang halus dan memanjakan mata.

Soundtrack-nya? Luar biasa. Musik di Little Devil Inside tidak terlalu mendominasi, tapi mampu membangun atmosfer dengan sempurna. Di hutan, kamu akan ditemani denting piano ringan dan suara serangga. Di kota, musiknya berubah jadi jazz ringan yang menenangkan. Dan saat kamu bertarung, orkestrasi dramatis langsung mengisi telingamu—tapi nggak pernah terlalu “lebay.”

Voice acting-nya minim, tapi dialog ditulis dengan gaya yang cerdas dan kadang satir. Bahkan ada momen kamu bisa ketawa sendiri hanya dari teks pilihan dialog. Humor gelapnya kadang nyeleneh, tapi itulah yang bikin game ini terasa hidup dan… manusiawi.

Refleksi, Harapan, dan Kenapa Little Devil Inside Layak Diperjuangkan

Sebagai gamer yang tumbuh besar dengan game-game besar dan penuh aksi, Little Devil Inside adalah kejutan yang menyegarkan. Game ini mengingatkan saya kenapa saya mencintai dunia game sejak awal — karena cerita, karakter, dan pengalaman yang terasa personal.

Ini bukan game yang terburu-buru. Bahkan loading screen-nya kadang ngasih kutipan aneh yang bikin mikir. Game ini mengajak kamu memperlambat langkah, menikmati petualangan satu per satu, dan tertawa atas kebodohan yang kadang kamu buat sendiri (kayak lupa bawa sepatu tahan lumpur dan nyangkut di rawa seharian… true story).

Dari segi desain, gameplay, dan filosofi penceritaannya, Little Devil Inside adalah karya seni. Bukan karena ingin terlihat keren, tapi karena dibuat dengan hati. Bukan untuk semua orang, memang. Tapi justru itu yang membuatnya berharga.

Saya harap game ini jadi inspirasi bagi developer lain — bahwa kita bisa menciptakan sesuatu yang berbeda, lucu, indah, dan tetap “ngena.” Kita nggak harus ngikutin tren. Kita cukup jujur pada visi dan karakter.

Baca Juga Artikel dari: Dan the Man: Menjelajahi Dunia Seru dan Tantangan dalam Game Mobile yang Menghibur

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Gaming

Author